RADARSEMARANG.COM, Memiliki istri yang cantik rupawan. Inilah yang diinginkan John Dori. Ia pun menikah dengan Lady Sandi, lima tahun yang lalu. Lady adalah salah satu mahasiswi perguruan tinggi di Semarang. Sebagai suami, tentu John yang harus menanggung semua biaya kuliah. Belum juga ditambah kebutuhan rumah tangga lain. Terutama untuk istrinya, seperti skincare, dan uang tambahan untuk sang istri.
Saat itu, Lady menjadi primadona di kampus. Ia disukai banyak pria. Tentu John sangat bersyukur bisa memperistri Lady Sandi. Alasan Lady mau menikah dengannya ternyata bukan karena cinta, melainkan harta.
Ketika masih menjadi pacarnya, John selalu memberikan apapun yang Lady inginkan. Dari make up, sepatu, pakaian, tas branded, dan lainnya. Sikap Lady setelah menikah pun jadi kebablasan. Hidupnya selalu dimanjakan baik oleh orang tua dan suaminya. Ia selalu meminta uang lebih. Padahal kerjaannya hanya berangkat kuliah dan foya-foya. Tak sekalipun istrinya ini mengerjakan pekerjaan rumah. Ditambah setelah lulus, penghasilannya lebih besar dari sang suami. Hal ini membuat Lady menjadi besar kepala. Bahkan ia jarang pulang dan lebih memilih menginap di hotel bersama teman-teman sosialitanya.
“Semakin hari sikapnya jadi kebablasan. Apalagi setelah bekerja nyapu ngepel aja nggak pernah,” ujar John.
Merasa kesal dengan kelakuan istrinya, John meminta Lady untuk berhenti pulang malam. Namun istrinya ini justru marah. Tiga bulan terakhir keduanya pun sering cekcok. Ditambah John memintanya untuk berhenti bekerja. Tentu Lady menolak karena hobi shopping-nya bisa berlanjut ketika ia terus bekerja.
“Memang cinta itu buta. Percuma punya istri cantik kalau nggak bisa menghargai suami. Tugasnya istri kan di rumah melayani suami bukan bekerja,” akunya.
Akhirnya, John pun menalak Lady. Pernikahan yang dikira bakal hidup bahagia ternyata bubar. Saat ini, keduanya masih menjalani sidang di Pengadilan Agama Semarang. “Lebih baik pisah dari pada punya istri, tapi nggak punya hati,” katanya. (kap/aro)