RADARSEMARANG.COM, Semarang – Semarang kembali membuktikan tajinya di bidang fashion. Mengusung kreativitas lokal yang tak kalah keren dengan tren fashion global. Itu dibuktikan dalam gelaran Semarang Fashion Trend di aula Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jalan Brigjen Sudiarto nomor 118 Semarang Kamis (4/8).
Sebanyak 65 model hasil audisi yang berasal dari Semarang, Jakarta, Surabaya, Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Mereka menampilkan hasil karya desainer lokal Semarang dalam fashion show. Para model profesional inipun berlenggak-lenggok di atas cat walk lengkap dengan high heels. Memperkenalkan fashion trend 2023, bernuansa wastra Jawa Tengah mulai dari batik, tenun, dan lainnya.
Gelaran yang akan berlangsung selama tiga hari, 4-6 Agustus 2022 ini, hasil kerja bareng antara Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama BBPVP Semarang. Mengusung tema Co-Exist, berarti mengusung perubahan pola pikir dari dampak masa pandemi Covid-19 yang masih belum pasti melahirkan persepsi. Terbagi dalam empat kelompok konsumen untuk fashion trend forecasting untuk tahun 2023-2024. Yakni The Survivors, The Soul Searchers, The Saviors dan The Self Improvers.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo turut hadir dan membuka Semarang Fashion Trend. Menurutnya, kegiatan ini bisa meningkatkan ekonomi para desainer lokal yang sudah dua tahun ini meredup karena pandemi.
“Kegiatan ini merupakan peluang besar bagi para desainer lokal untuk mensosialisasikan fashion kepada masyarakat. Banyak juga desainer muda harapannya mereka bisa beraktifitas dan berkreasi sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM saat ditemui di BBPVP, Jalan Brigjen Sudiarto No 118 Semarang Kamis (4/8).
Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah dijadikan Creative Center Hub, yaitu tempat untuk mempromosikan produk-produk para artisan Jawa Tengah. Hal ini mendorong Kota Semarang menjadi salah satu kota mode yang menjadi acuan tren di Indonesia.
“Kami mengutamakan konten lokal wastra dari Jawa Tengah untuk mampu berkompetensi di pasar Internasional,” ujar Ketua IFC Semarang Chapter, Ina Priyono.
Melihat peluang yang sangat besar untuk memperkenalkan dan mengembangkan industri fashion dari Jawa Tengah. Pihaknya juga memberikan wadah bagi desainer muda untuk turut serta mengembangkan industri mode di Tanah Air. Potensi lainnya berupa sumber daya kreatif yang mendukung pertumbuhan dunia fashion. Seperti industri garmen, pengrajin batik dan kain tradisional, tas, sepatu, aksesoris, serta pebisnis di bidang salon kecantikan.
“Jawa Tengah memiliki potensi sumber daya manusia dan sumber daya kreatif dengan memanfaatkan potensi lokal. Buktinya adik-adik dari SMK turut hadir untuk menampilkan karyanya. Harapannya tentu mereka bisa menjadi desainer yang mampu bersaing di kancah Internasional,” tambahnya.
Salah satu desainer muda dari SMK N 1 Tengaran, Aqila mengusung tema zero waste sampah. Ia mengaku terinspirasi dari Mata Air Senjoyo yang berada tak jauh dari sekolahnya. Warnanya pun didominasi oleh warna air dan tumbuhan.
“Kami mengusung tema zero waste sampah dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang. Tujuannya juga untuk mengampanyekan agar masyarakat dapat menjaga lingkungan,” katanya. (kap/ida)