RADARSEMARANG.COM, Kegiatan belajar mengajar di kelas hanya didominasi oleh guru. Seakan-akan guru adalah sumber utama dalam belajar, sedangkan para siswa hanya sebagai pendengar setia. Para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang diberikan oleh guru dan mereka menelan saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru. Siswa dianggap sebagai objek. Terciptanya suasana atau kondisi pembelajaran yang tenang, kondusif serta menyenangkan bagi peserta didik akan menciptakan atau menumbuhkan motivasi belajar dengan baik sehingga dengan demikian tujuan dari pembelajaran akan tercapai sesuai dengan kurikulum.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang seperti ini, kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan.
Guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan. Mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif. Sehingga dalam pembelajaran tersebut siswa tidak bisa menyerap apa yang telah diterangkan oleh guru karena sudah tidak konsentrasi lagi pada pelajaran. Kondisi seperti ini, menyebabkan motivasi belajar siswa hilang, seperti yang terjadi di SDN Karangdowo kelas III yang menyebabkan hasil belajar anak turun drastis.
Untuk menciptakan kondisi yang baik di dalam kelas, maka dalam proses pembelajaran, seorang pengajar dituntut untuk dapat mengatur, memilih dan menerapkan strategi belajar yang cocok dengan kondisi peserta didik dengan lingkungan yang diajar, agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Tiwan (2010: 256) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kebehasilan Proses Belajar Mengajar (PBM).
Hasil pembelajaran yang baik didapat dari pembentukan sebuah strategi pembelajaran, jika pembelajaran diterapkan menurut karakteristik dari materi yang diajarkan dan subjeknya. Maka metode pembelajaran yang diterapkan dapat diterima oleh peserta didik, siswa akan tekun, rajin, bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat memahami, menguasai materi pembelajaran dan diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Atas dasar pengalaman penulis di atas maka penulis menerapkan pembelajaran pada mata pelajaran Tematik tema 3 materi benda di sekitarku menggunakan metode permainan tebak-tebakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut : Pertama, siswa diperintah untuk berbaris berbanjar. Kedua, guru yang bertugas memberikan pertanyaan. Ketiga, siswa maju satu persatu menjawab pertanyaan dari guru, jika siswa tidak bisa menjawab pertanyaan maka pipi siswa dicoret sebagai tanda ulang mundur ke belakang barisan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Adapun siswa benar menjawab pertanyaan keluar dari barisan dan wajib berekspresi menunjukkan rasa kegembiraannya. Dengan tujuan siswa pemalu belajar mengubah sikapnya untuk bisa berkomunikasi dengan gerak tubuhnya.
Dari proses pembelajaran diatas bahwa kegiatan berfungsi untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, yang tidak hanya melibatkan lingkungan tempat yang digunakan tetapi juga melibatkan metode, media, dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi. Dan dengan diterapkannya metode tebak-tebakan, peserta didik kelas III SDN Karangdowo bersemangat belajar, rajin menghafalkan materi pelajaran. (wa2/ton)
Guru Kelas III SDN Karangdowo Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan