28 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Program Literasi Sekolah, Tingkatkan Minat Baca

Oleh: Bambang Herru Istiyanto, S.Pd.SD.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Minat membaca mempengaruhi tingkat literasi suatu bangsa. Tinggi rendahnya minat membaca akan berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat literasi suatu bangsa. Berdasarkan penelitian UNESCO (2015), Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dalam hal literasi.

Minat membaca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya mencapai 0,001 persen. Itu berarti, dari satu ribu orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca.

Begitu juga dengan minat membaca siswa di SDN Sidorejo 02, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang yang masih terbilang rendah. Hal ini cukup memprihatinkan. Karena kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap siswa.

Gerakan Literasi Sekolah adalah salah satu bentuk kesadaran pemerintah akan pentingnya membangun budaya literasi. Gerakan literasi sekolah menurut Kemendikbud (2016:3) merupakan gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif dari berbagai elemen. Tujuan utamanya menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah.

Sejalan dengan tujuan Gerakan Literasi Sekolah, penulis selaku Kepala SDN Sidorejo 02 berusaha dan berupaya menyukseskan gerakan tersebut dengan menerapkannya di sekolah. Ada tiga program literasi sekolah yang penulis lakukan untuk meningkatkan minat baca siswa, pendidik, dan tenaga pendidik di SDN Sidorejo 02, Kecamatan Warungasem, Batang. Yaitu teladan literasi, pojok baca, dan pembiasaan membaca.

Program pertama yang dilakukan adalah teladan literasi. Minat baca merupakan perilaku, bukan pengetahuan. Untuk dapat diinternalisasi siswa, harus diteladankan bukan hanya sekedar diajarkan saja. Guru adalah sosok teladan literasi yang tepat. Keteladanan guru perlu diciptakan karena guru adalah sosok sentral yang setiap saat menjadi perhatian peserta didik di sekolah.

Salah satu cara menciptakan keteladanan guru adalah dengan memberikan teladan bagi guru itu sendiri. Penulis berupaya maksimal untuk bisa menjadi teladan literasi bagi guru dan tenaga kependidikan. Penulis membiasakan diri menulis satu artikel setiap hari. Baik puisi, cerita pendek, pantun, ataupun artikel lain dan mengunggahnya di blog pribadi. Setelah terkumpul banyak tulisan, penulis mengabadikannya ke dalam buku yang ber-ISBN. Dengan karya nyata tersebut, penulis berharap bisa menggugah dan memotivasi siswa dan guru untuk mengikuti jejak penulis.

Program literasi sekolah kedua adalah pojok baca. Demi meningkatkan minat membaca siswa dan guru, penulis bersama seluruh elemen sekolah membuat terobosan dengan menyediakan pojok baca. Pojok baca adalah kegiatan yang dilakukan siswa dan guru di setiap waktu luang untuk membaca buku yang disediakan di rak pojok kelas.

Pojok baca di setiap kelas bisa membiasakan siswa membaca buku dan memberantas kebodohan. Pojok baca difungsikan sebagai perpustakaan mini bagi warga sekolah. Karena di sekolah penulis belum tersedia ruang perpustakaan yang memadai.
Program literasi ketiga adalah pembiasaan membaca. Strategi yang dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Bacaan yang digunakan adalah buku bacaan anak selain buku pelajaran dan disesuaikan minat siswa. Kegiatan membaca dilakukan dengan membaca nyaring atau membaca dalam hati. Siswa kelas rendah diarahkan membaca nyaring, sedangkan siswa kelas tinggi menggunakan teknik membaca dalam hati.

Program literasi sekolah untuk meningkatkan minat membaca siswa SDN Sidorejo 02, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang dapat diwujudkan dengan melibatkan berbagai pihak. Kerjasama baik antara kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, komite, dan pemerintah akan mempercepat tercapainya program literasi sekolah. Pada akhirnya mendukung gerakan literasi nasional yang dicanangkan pemerintah. (wa2/fth)

Kepala SDN Sidorejo 02, Warungasem, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya