26 C
Semarang
Tuesday, 17 December 2024

Model Role Playing, Meningkatkan Kompetensi Materi Ekonomi

Oleh : Siti Umayah, S.PD.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Untuk mempertahankan hidup, manusia membutuhkan zat-zat penting dalam berbagai jenis makanan. Sehingga makanan menjadi suatu kebutuhan primer, selain sandang dan papan. Untuk memperoleh yang dibutuhkan, manusia harus melaksanakan berbagai upaya ataupun sistem agar menghasilkan secara optimal.

Suatu sistem muncul karena adanya usaha memenuhi kebutuhan hidup. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup selalu menimbulkan berbagai sistem kegiatan dalam kehidupan manusia. Misalnya, kebutuhan manusia berhubungan dengan orang lain akan menimbulkan sistem sosial, upaya memenuhi kebutuhan primer hidup memunculkan sistem ekonomi, dan sebagainya. Sistem-sistem tersebut akan berjalan sesuai irama kehidupan berlandaskan tata nilai yang dianut masyarakat. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. (Nursid Sumaatmadja, dkk, 2008).

Dimulai kebutuhan primer, manusia dituntut dapat memenuhinya. Dari sinilah materi kegiatan ekonomi harus dikenalkan siswa sejak awal. Mulai jenjang Sekolah Dasar. Penulis mengajar materi KD 3.3. Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa di SD Negeri Klopo 1 Desa Klopo Kecamatan Tegalrejo.

Kegiatan ekonomi meliputi beberapa proses. Yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan ekonomi merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat sangat beragam. Hal ini dipengaruhi sumber daya alam yang melimpah. Beberapa jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia antara lain Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Perdagangan, Perindustrian, serta Pertambangan.

Dalam menanamkan konsep agar kompetensi siswa dapat terbentuk, penulis menggunakan perdagangan dalam pembelajaran dengan model Role Playing. Role Playing adalah salah satu model pembelajaran yang perlu menjadi pengalaman belajar peserta didik. Terutama dalam konteks pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan. Sebagai langkah teknik, role playing tidak jarang menjadi pelengkap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan stressing model pendekatan lainnya. Seperti inkuiri, ITM, Portofolio, dan lainnya.

Penggunaan role playing dikemukakan George Shaftel (Djahiri, 1978: 109) antara lain: 1) untuk menghayati sesuatu hal kejadian sebenarnya dalam realitas kehidupan; 2) agar memahami yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya; 3) untuk mempertajam indera dan perasaan siswa terhadap sesuatu; 4) sebagai penyaluran/pelepasan tensi (kelebihan energi psikis) dan perasaan-perasaan; 5) sebagai alat diagnosis keadaan; 6) ke arah pembentukan konsep secara mandiri; 7) menggali peran-peran dari pada dalam suatu kehidupan/ kejadian / keadaan; 8) menggali dan meneliti nilai-nilai dan peranan budaya kehidupan; 9) membantu siswa mengklasifikasikan pola berpikir, berbuat dan keterampilannya membuat keputusan menurut caranya sendiri; 10) membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah.

Dalam penyampaian materi esensial Jenis kegiatan ekonomi berdagang melalui model Role Playing, siswa bermain peran. Dalam satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok dengan peran sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Masing-masing peran didukung bahan-bahan sederhana yang terjangkau siswa sebagai bahan produksi. Misal tepung terigu dibuat cilok, setelah selesai dibuat/diproduksi kemudian didistribusikan ke penjual dan selanjutnya dibeli konsumen.

Masing-masing kelompok melaksanakan prosesi sesuai prosedur. Mereka dapat merasakan langsung jerih payah dan kepuasan hasil. Sehingga tertanam jiwa kewirausahaan. Harapannya bisa menjadi persiapan masa depan untuk mandiri dan berfikir kreatif dalam menghadapi pesatnya perkembangan ekonomi global. (ump2/fth)

Guru SDN Klopo 1 Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya