RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Pondok Pesantren Muhammadiyah Tempuran, Kabupaten Magelang berkabung. KH Zen Fanani, pengasuh ponpes setempat yang juga mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang periode Muktamar ke-41 (1986-1991) berpulang, Rabu (8/6). Dalam usia 90 tahun. Ia menderita sakit sepuh.
Kiai Zen wafat pukul 03.00 di kediamannya Punduhsari, Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Ribuan pelayat yang mayoritas para santri dan warga Muhammadiyah turut mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir. Jenazah disemayamkan di makam kompleks pesantren. Tepat di sebelah barat Masjid Abdussalam bersama pendahulunya.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tempuran Dr H Maksum bersama keluarga almarhum turut mendampingi saat proses pemakaman. Menurutnya, KH Zen merupakan pribadi yang ikhlas, amanah, dan gigih dalam memperjuangkan Islam. “Perjuangan beliau itu totalitas. Mengerahkan segala kemampuan harta maupun jiwa raga,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Magelang saat dihubungi Rabu (8/6).
KH Zen Fanani pernah menuntut ilmu 15 tahun di Solo dan Tebuireng, Jawa Timur. Lalu pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah sejak 1965. “Mulanya melalui pengajian malam Ahad kecil-kecilan secara sembunyi-sembunyi. Pesertanya masih sedikit dan jamaah hanya mereka yang sama pandangannya,” terang Maksum.
Dalam berdakwah, lanjutnya, kerap menemui gangguan. Mulai dari jalan masuk ke lokasi pengajian dihalangi bambu hingga ban sepeda dikempesi. Bahkan pernah juga ada embargo ekonomi. Yakni dengan cara jamaah dilarang mengerjakan sawah.
Hal senada diungkapkan Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Magelang Djumari. Menurutnya, KH Zen Fanani merupakan salah satu kriteria sebagus-bagusnya manusia. “Beliau termasuk orang yang semangat dan kuat dalam membaca kitab. Sehari rata-rata 4 jam,”tandasnya. (mia/lis)