RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dua tokoh di Indonesia menerima Anugerah Konservasi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Keduanya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim, dan musisi legendaris Ebiet G Ade. Penghargaan diserahkan oleh Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di sela upacara peringatan Dies Natalis ke-57 Unnes di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Rabu (8/6).
Nadiem mendapat Anugerah Konservasi Upakarti Dharmakarya Adikarana atas dedikasi dan pemikirannya dalam mewujudkan pendidikan di Tanah Air yang lebih adaptif terhadap tantangan zaman melalui kebijakan Merdeka Belajar.
Sedangkan Ebiet G Ade mendapatkan Anugerah Konservasi Upakarti Adhi Bhujangga Utama, yang karyanya menginspirasi untuk berbuat baik kepada sesama, kepada lingkungan, dan kepada semesta, sehingga mendorong pendengarnya untuk berefleksi sekaligus bertindak baik kepada lingkungan.
“Penghargaan ini diberikan karena Unnes sadar betul upaya melestarikan lingkungan, seni dan budaya, serta nilai dan karakter bukanlah pekerjaan ringan. Kita harus bekerja sama mendorong berbagai pihak agar bisa mengamalkan nilai-nilai konservasi tersebut pada bidang kehidupan,” kata Prof Fathur Rokhman saat ditemui RADARSEMARANG.COM usai acara.
Unnes, kata dia, memosisikan diri sebagai perguruan tinggi yang siap berkontribusi melahirkan talenta-talenta unggul yang siap mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.
Salah satunya dengan merancang dan melaksanakan sejumlah program inovatif untuk mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), antara lain Unnes Lantip, Unnes Prigel, Unnes Giat, pertukaran mahasiswa, kewirausahaan, penelitian, studi/proyek independen, proyek kemanusiaan, dan bela negara.
“Ekosistem MBKM menempatkan pendidikan tinggi bukan semata lembaga pendidikan, tapi juga produsen ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta sebagai pusat keunggulan Tridharma yang hasilnya dapat dikolaborasikan dengan kebutuhan dunia usaha, masyarakat, dan industri,” jelasnya.
Memasuki usia ke-57, lanjut dia, Unnes terus tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang berwibawa dan reputasinya diakui di tingkat nasional maupun internasional. Tak hanya itu, Prof Fathur mengatakan, pengakuan reputasi Unnes antara lain berasal dari UI Greenmetric yang menetapkan Unnes sebagai kampus terhijau peringkat lima se-Indonesia dan peringkat 45 se-dunia.
“Lima belas program studi telah meraih akreditasi internasional AQAS dan empat lainnya telah meraih sertifikasi AUN-QA. Alhamdulillahirobilalamin, jumlah program studi yang terakreditasi A juga terus bertambah hingga persentasenya kini di atas 71 persen,” kata Prof Fathur bangga.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhajir Efendi mengatakan, Unnes memiliki tradisi yang sangat kokoh dalam mencetak tenaga-tenaga pendidikan yang profesional dan berkarakter. Ia mengapresiasi peran Unnes yang menempatkan diri sebagai kampus konvervasi dan bereputasi internasional.
“Mungkin tidak akan ada guru-guru hebat kalau dulu tidak ada IKIP Semarang, yang sejak zaman dahulu awalnya sebagai lembaga kursus dalam mencetak guru di Semarang,” ujarnya.
Musisi Ebiet G Ade yang menerima Anugerah Konservasi Upakarti Adhi Bhujangga Utama mengaku, pemberian anugerah tersebut memiliki nilai lebih. Ia merasa bangga karena bisa mendapatkan apresiasi dari Unnes.
“Penghargaan ini membanggakan bagi saya dan keluarga. Tentu penghargaan ini datang tidak mudah, Unnes telah mengkaji dan semoga saya memang layak,” katanya.
Ebiet mengaku, kariernya diawali ketika ia masih di desa, dan ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Kebetulan orang tuanya memberikan kebebasan memilih kehidupan yang saya sukai, yakni ruang kreatif. “Terima kasih bagi semua yang memberikan ruang kreatif bagi saya, sehingga bisa menjadi seperti ini,” ujarnya. (den/aro)