RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyai 13 industri di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terdampak tanggul jebol hingga menyebabkan rob tinggi sejak Senin (23/5) lalu. Dari 13 perusahaan itu, sembilan di antaranya berada di kawasan Lamicitra yang terdampak rob paling parah. Bahkan, hingga kemarin (25/5) masih belum beroperasi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Arif Sambodo mengatakan, sembilan perusahaan tersebut terpaksa berhenti total lantaran kondisi yang tidak memungkinkan. Pihak perusahaan juga masih mengidentifikasi kerusakan yang dialami, khususnya pada alat produksi.
“Di sana ada industri pakaian jadi, kacamata, alas kaki, dan mesin-mesin pertanian,” ujar Arif kepada RADARSEMARANG.COM.
Pihaknya mencatat lebih dari 10.000 karyawan di sembilan perusahaan tersebut masih diliburkan. Bila identifikasi usai, perbaikan tuntas, kondisi membaik, dan akses menuju lokasi telah terbuka para karyawan dapat dipekerjakan kembali.
Selain itu, lanjut dia, terdapat empat perusahaan di luar kawasan Lamicitra yang ikut terkena luapan air rob. Sebanyak 1.216 pegawai juga dipulangkan saat peristiwa terjadi. Namun hari ini sekitar 45 persen kegiatan industri di luar Lamicitra telah beroperasi.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Dedi Mulyadi membenarkan kondisi tersebut. Akibat rob, mesin hingga bahan baku industri terendam, produksi terhambat, dan jadwal pengiriman tertunda. Terlebih aktivitas impor dan ekspor secara menyeluruh ikut terhenti.
“Padahal sektor perekonomian kita baru mau bangkit pasca pandemi,” kata Dedi.
Ia menghimbau pelaku industri untuk bergegas menghitung kerugian dan mengklaim asuransi alat produksi bila diperlukan. Diperkirakan untuk aktivitas industri dapat pulih sepenuhnya akan memerlukan waktu 1-2 minggu.
Di samping itu, para pelaku industri perlu terus mengawal penanganan pemerintah agar aktivitas industri segera kembali. Sehingga mereka dapat mengembalikan kepercayaan buyer. (taf/aro)