RADARSEMARANG.COM – Agrowisata Negeri Kahyangan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Magelang. Objek wisata yang berada di kawasan Gunung Merbabu ini tak pernah sepi pengunjung.
Negeri Kahyangan sebelumnya dikenal sebagai Tol Kahyangan. Berupa jalan beton yang membelah areal persawahan. Jika sedang turun kabut, ujung dari jalan ini bak menembus kahyangan.
Sebelum penataan, di sepanjang jalan terdapat warung-warung milik pedagang setempat yang terbuat dari bambu. Mereka menjual makanan, seperti tempe mendoan dan aneka minuman seperti kopi hitam.
Kini pemandangan semrawut itu tak lagi terlihat. Kondisi di Tol Kahyangan berubah total. Lebih tertata. Tempat wisata yang ada di Dusun Surodadi, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan ini, dikembangkan lebih modern, juga kekinian. Tanpa menghilangkan nuansa Jawa yang terlihat dari bangunan warung-warung joglo beratap kayu dan genteng.
Uniknya, tiap warung dikelola oleh 10 kepala kelurga. Totalnya ada lima warung besar. Ditambah 16 warung kecil yang dikelola oleh warga setempat. Mereka berjaga bergiliran. Saat mendapat jatah libur, bisa digunakan untuk mengurus sawah.
Harga tiket masuk kawasan ini juga masih diskon. Dari Rp 20 ribu menjadi Rp 10 ribu. Untuk parkir sepeda motor ditarik Rp 2 ribu, mobil Rp 5 ribu.
Kadus Surodadi Supri menjelaskan, luas kawasan wisata ini mencapai 1,5 hektare. Berdiri di atas lahan warga, yang dikontrak oleh BUMDes Mekar Sembada Mulia. Pihaknya kemudian membangun gerbang kastil seperti benteng setinggi 9 meter, lebar 13 meter, panjang 8 meter.
“Gerbang kastil ini bisa dinaiki untuk kapasitas 40 orang,” jelasnya, Minggu, (8/5).
Dari atas gerbang kastil ini, pandangan mata akan lebih luas. Jika cuaca mendukung, pengunjung bisa melihat Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Andong.
Tak jauh dari gerbang ini, ada bangunan kastil yang difungsikan sebagai musala. Lalu ada patung Kuda Sembrani yang bisa menjadi spot foto. “Di sekitar ini bisa juga digunakan untuk camping,” ujarnya.
Selanjutnya, ada restoran dan kereta kuda. Untuk bisa menaiki kereta yang ditarik oleh enam patung kuda, pengunjung harus membeli tiket tambahan Rp 5 ribu. Cukup terjangkau. “Fasilitas ini berbayar, karena ada investornya,” ujarnya.
Sejak berubah nama menjadi Negeri Kahyangan dan resmi beroperasi 19 Januari 2022, pelayanan pengunjung menjadi 24 jam. Pengunjungnya dari berbagai daerah, bahkan ada wisatawan asing. “Mereka tertarik karena sudah bisa camping, campervan, atau pun menginap di homestay,” sebutnya.
Supri optimistis, Negeri Kahyangan akan menjadi tempat wisata yang besar. Beberapa fasilitas akan dibangun. Salah satunya amphitheatre. “Wonolelo sangat kaya akan kesenian dan budaya. Ke depan akan kita tampilkan setiap minggunya untuk menghibur pengunjung,” imbuhnya.
Salah seorang pengunjung, Fahrizal, mengaku kaget dengan perubahan Tol Kahyangan yang begitu pesat. Menurutnya, kawasan ini menjadi lebih nyaman. Soal nama yang berubah, menurutnya tak begitu berpengaruh. Asal “jalan tol” yang mengangkat nama desa ini tak hilang.
“Tolnya masih ada, dan nggak nyangka sekarang sudah sebagus ini,” puji warga Temanggung itu. (put/zal)