RADARSEMARANG.COM, Batang – Sekitar 10 ribu anggota PGRI Batang penuhi Stadion Moh Sarengat, kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Batang Wihaji berjanji akan memperjuangkan nasib honorer di bidang pendidikan.
Mulai dari penjaga sekolah, TU dan guru TK untuk diperjuangkan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Guru non ASN di Batang sekitar 2.600 orang, sementara penjaga sekolah 700 orang. “Saya minta kepala BKD untuk mengusulkan penjaga sekolah, TU, dan guru TK untuk menjadi PPPK,” kata Bupati Batang Wihaji.
Ia mencontohkan, penjaga sekolah memiliki peran besar dalam dunia pendidikan. Karena masuk dalam bagian tenaga kependidikan. Mereka mempersiapkan segala sesuatu dan terkadang menggantikan guru untuk mengajar. “Tadi ada harapan PGRI terkait kepastian guru non ASN menjadi status P3K. Insyaallah sudah saya tandatangani dan tinggal kita serahkan Surat Keputusan (SK) untuk rekrutmen tahun 2021,” imbuhnya.
Rekrutmen guru non ASN tahun 2021 akan menerimakan 239 SK PPPK guru. Untuk formasi guru sekolah dasar sebanyak 200 orang, guru olahraga 8 orang, dan sekolah menengah pertama 31 orang. Penambahan PPPK guru tahun 2022 bakal direncanakan sebanyak 810 formasi. Adapun guru non ASN yang belum terangkat akan dilanjutkan kepemimpinan berikutnya. “Sisa guru non ASN akan diselesaikan pemimpin selanjutnya setelah saya. Karena ini harapan dari PGRI untuk meningkatkan taraf kesejahteraan,” tambahnya.
Ketua PGRI Kabupaten Batang Arief Rohman menyebutkan total guru non ASN di Kabupaten Batang sekitar 2.600 orang. Sementara penjaga sekolah 700 orang. “Ini masih terus kami perjuangkan ke pusat. Karena formasi 1 juta dari pusat masih untuk guru. PGRI dan Dinas Pendidikan terus berjuang agar pada tahun ini, minimal 2023 untuk tenaga pendidikan di dalamnya penjaga sekolah bisa masuk formasi,” akunya. (yan/fth)