RADARSEMARANG.COM, PENJUAL jus buah di Batang menjamur. Hampir di setiap jalan utama selalu ada stan minuman itu. Seperti di Jalan Pemuda. Mulai dari yang menyediakan jus yang sudah dalam kemasan hingga yang make by order.
Salah satu orang yang tertarik dengan bisnis itu adalah Bahtiar Rivai, 36, warga Desa Simbangdesa, Kecamatan Tulis. Ia punya satu stan jus buah di Jalan Pemuda, Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang. Jus yang ia jual disajikan secara fresh.
“Saya memulai bisnis ini karena pandemi, saya harus nyari pemasukan. Ini baru satu tahun. Sebelumnya pekerjaannya freelance di bidang multimedia,” ucapnya.
Awal berjualan memang belum begitu banyak saingan. Namun kini penjual jus menjamur. Bahtiar harus pintar-pintar berinovasi atau menjaga kualitas agar bisa bersaing dengan yang lain.
“Jus yang saya jual ini agak mahal dibanding yang lainnya. Namu soal kualitas selalu saya jaga. Seperti kesegaran buahnya,” terang Bahtiar.
Bahtiar rela merugi dengan membuang buah yang sudah tidak layak. Tidak dipaksakan untuk diolah menjadi jus kembali. Siasat yang dilakukan hanya dengan mengurangi stok buah yang mulai jarang dicari pembeli. Kesegaran buah diperoleh dari lemari pendingin, bukan freezer. Jadi bisa dipastikan buah yang dijual selalu fresh.
“Saya sengaja tidak menjual dengan harga murah seperti pedagang lain yang menjual Rp 5 ribu. Jus ini saya jual paling murah Rp 8 ribu hingga Rp 13 ribu,” ujarnya.
Penjualan jus buah bergantung pada musim. Saat musim kemarau, jambu biji paling laris dicari orang. Menurutnya, kondisi demikian juga terjadi saat penyebaran covid sedang tinggi-tingginya. Penjualan jus meningkat drastis. Jambu biji paling banyak diburu. Saat ramai, dalam satu hari ia bisa menjual hingga 50 kemasan.
Penjualan kembali menurun saat musim hujan. Penjualan hanya 10 gelas jus. Buah yang dicari juga berganti, dari jambu menjadi mangga dan sirsak.
“Kita juga harus jaga kepercayaan pelanggan. Di sini kalau ada yang protes, misal buahnya kecut. Saya ganti yang baru,” ucapnya.
Sementara soal kemasan, Bahtiar masih menyajikannya secara sederhana. Kemasan gelas plastik diberi merek stiker, sedangkan penutupnya menggunakan plastik bergambar kartun. Dalam berjualan, ia dibantu seorang karyawan perempuan.
“Bisnis jus ini sebenarnya menguntungkan. Buktinya sudah menjamur di mana-mana. Tinggal inovasi dan menjaga kepercayaan pelanggan saja. Kalau saya sendiri menonjolkan aspek kesehatan,” kata Bahtiar.
Salah satu pembeli, Muslihun, 34, mengatakan, istri dan anaknya memang doyan banget dengan minuman jus. Ia pun tak ragu untuk membeli di tempat Bahtiar karena kesegaran buahnya.
“Buahnya segar dan kemasannya steril. Kemasannya juga menarik ada gambar-gambar lucu, seperti Spongebob, anak saya suka. Biasanya saya sama istri beli jus mangga, buah naga, dan jeruk,” ujar pria yang hampir tiap hari membeli jus di sana. Sekali beli ia biasa memesan lima cup. (riyan.fadli/zal)