RADARSEMARANG.COM – Puluhan anak yang tergabung dalam komunitas sepatu roda Batira Inline Skate rutin melakukan latihan di jalanan kampung Batan Timur Raya Semarang setiap akhir pekan.
Berbeda dengan komunitas sepatu roda lainnya, Batira yang merupakan akromin dari Batan Timur Raya mamang lahir dari perkampungan di tengah Kota Semarang.
Dialah Hartini yang bertanggungjawab atas lahirnya kominitas Batira. Perempuan yang akrab disapa Bunda Tini itu sudah lebih dari 28 tahun berkecimpung di dunia sepatu roda baik sebagai atlet maupun pelatih. Batira Inline Skate dibentuk pada bulan Agustus 2021.
Batira Inline Skate terbentuk saat Hartini melihat banyak anak-anak memiliki potensi dalam bermain sepatu roda khususnya di Kampung Batan namun belum terarah. Semenjak itulah Hartini memiliki keinginan untuk melatih anak-anak di Batan, ditambah juga dukungan orang tua dari anak-anak di Batan juga meminta Bunda Tini untuk melatih sepatu roda.
“Awalnya sedikit namun lama-lama yang ingin dilatih bertambah lantaran animo masyarakat sekitar terbilang besar,” katanya ketika ditemui RADARSEMARANG.COM.
Bahkan untuk tergabung dalam Batira Inline Skate, anak-anak yang ingin berlatih tidak dipungut biaya sama sekali. “Anak-anak di sini saja masih banyak yang sepatu rodanya rusak, masa saya tega untuk memungut biaya.” ujar Hartini.
Namun Bunda Tini menetapkan syarat untuk bergabung Batira Inline Skate yaitu mengaji dan membatasi penggunaan gadget dan playstation “Permasalahan di sini masih banyak anak-anak yang terlalu sering bermain gadget dan playstation.” ujarnya.
Maka dari itu, Batira Inline Skate diharapkan bisa mengalihkan hobi anak-anak yang kurang positif menjadi hobi yang positif.
Bunda Tini juga bercerita tentang bagaimana usahanya untuk membuat anak-anak tertarik dengan Inline Skate terbilang tidak mudah, karena masih ada anak-anak yang berminat namun tidak memiliki sepatu roda.
Beruntung, ada donatur yang bersedia untuk memberikan sepatu roda kepada Bunda Tini dan disalurkan ke anak-anak yang masih belum memiliki sepatu roda. “Semenjak ada donatur yang memberi sepatu roda, sekarang sudah banyak donatur-donatur yang berdatangan. Banyak sekali donatur yang sudah membantu, ada yang menyumbang berupa peralatan, uang, hingga hadiah saat saya menyelenggarakan event,” bebernya.
Meskipun hanya klub kampung yang masih terbatas dari segi peralatan, tapi kemampuan dari anggota Batira Inline Skate bisa disandingkan dengan klub lain. Bahkan, anggota Batira Inline Skate juga pernah masuk dalam babak final dalam ajang kejurprov tingkat provinsi Jawa Tengah.
Bunda Tini juga bercerita bahwa latar belakang anggota Batira Inline Skate bermacam-macam. Ada yang berniat untuk menjadi atlet, dan ada juga yang hanya untuk bersenang-senang.
“Kami juga tidak mempermasalahkan anggota yang mengikuti latihan untuk bersenang-senang, karena tujuannya memang untuk memperkenalkan Inline Skate. Jika anak-anak sudah senang dan menikmati mereka akan memilih untuk memilih menjadi atlet atau hanya bermain untuk rekreasi saja,” pungkasnya. (mg1/mg2/mg3/bas)