27 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Hafal Dua Juz, Hati Terasa Lebih Tenang

Puasa Ramadan di Rumah Tahanan Negara (8-Bersambung)

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Suasana sejuk terasa di dalam selasar Rutan Kelas llB Salatiga. Selama Ramadan, dilakukan berbagai kajian keagamaan, tadarus Alquran dan salah tarawih berjamaah. Bahkan, ada warga binaan yang sudah hafal dua juz Alquran.

Beberapa sipir terlihat sedang menjaga pintu utama dan pintu ke selasar. Ada yang berpakaian seragam sopir yakni biru muda. Beberapa petugas diantaranya masih baru. Mereka menggunakan baju hitam dan celana panjang hitam. Hasil rekrutmen CPNS tahun ini.

Di Selasar, beberapa orang binaan (napi) bermain tenis meja. Ada pula yang bermain catur. Tiba tiba terdengar suara lonceng dua kali. Tepat pukul 13.00. Semua napi masuk ke kamar masing – masing. Ada apel siang. Petugas berkeliling memeriksa napi di kamarnya.

Tercatat napi yang ada di rutan berjumlah 165 orang yang dibagi dalam 12 kamar dan dua sel. Dari jumlah tersebut, 18 diantaranya perempuan.

Usai apel, beberapa saat kemudian terdengar suara lantunan ayat Alquran. Terdengar dari speaker yang terpasang di atas ruangan.  Ternyata berasal dari mushola yang berada di ujung selasar.

Tujuh orang yang semua membuka Alquran. Salah satu membaca dan lainnya menyimak. Mereka akan membenarkan jika ada yang salah. Semuanya adalah para napi yang rutin mengaji. Salah satu diantaranya adalah Fernandi alias kopling. Pemuda asal Wonolelo, Sawangan Magelang ini terjerat dalam kasus pencurian sepeda motor. Ia terkena pasal 480 KUHP dengan vonis pidana 5 tahun.

Sosoknya kecil. Santun dan halus bicaranya. Saat bertemu, ia memakai sarung warna gelap dan koko warna kombinasi gelap dan putih.  Saat ditanya, dirinya mengaku kini merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan merasa nyaman di rutan Salatiga. Terlebih ia merasa banyak permasalahan sebelum masuk penjara.

“Disini makan dengan sayur dan lauk tahu tempe terasa lebih nikmat. Dibandingkan makan  enak di luar tetapi pikiran tidak tenang,” akunya kepada RADARSEMARANG.COM.

Kendati demikian, ia tetap kangen kepada anak semata wayangnya dari pernikahan yang sudah berakhir. Fernandi sudah dua tahun lebih menjalani hukumannya. Sebelumnya ia tidak bisa mengaji sama sekali. “Salat tidak pernah. Apalagi puasa,” kenangnya.

Setelah masuk rutan, ia mendapatkan bimbingan rohani. Pengajian rutin. Bahkan hafalan Alquran. Tahun pertama akhirnya bisa membaca dan menulis alquran. Cukup berat tapi alhamdulillah bisa. “Sekarang sudah bisa menghafal dua juz yakni juz pertama dan juz 30,” akunya bangga.

Ia menghafal surat perlahan. Sehari menghafalkan 3-4 ayat. Satu juz tertulis dalam beberapa lembar al Quran. Setelah sampai separuh lembar alquran, ia akan setoran (menguji ingatan ayat) kepada rekan satu kamarnya. Jika sudah hafal satu lembar, dirinya akan setoran kepada pembimbingnya. Hal itu dilakukan berulang. Sampai hafal dua juz tersebut.  “Disini sangat tenang. Sekarang salat sunnah ketinggalan saja terasa gelo,” akunya.

Hanya saja, ia tetap kangen kepada anak semata wayang hasil pernikahannya beberapa tahun silam. Kini buah hatinya sudah berumur enam tahun. Ia berharap setelah keluar nantinya bisa bermanfaat di masyarakat dan kini sudah bisa membedakan yang salah dan benar.

Kepala Bidang Kerohanian Rutan Parjono, mengakui banyak napi yang keluar sudah bisa baca dan tulis alquran. Menurutnya, waktu minimal yang dibutuhkan untuk bisa lancar membaca adalah enam bulan.  “Alhamdulillah, mereka mendapatkan bekal ilmu dan harapannya setelah keluar tetap istiqomah,” katanya.

Kepala Rutan Kelas IIB Salatiga Andri Lesmano melalui Humas Nuryadi menuturkan, pihaknya memberikan kesempatan lebih kepada setiap napi untuk beribadah di bulan Ramadan.  Dimulai dari apel pagi pukul 07.00, napi yang muslim melanjutkan dengan sholat dhuha. Kemudian mendapatkan pengajaran dan siraman rohani dari sejumlah pihak. Seperti kemenag, Hati Beriman ataupun internal.

Setelah itu, dilanjutkan dengan salat dhuhur berjamaah. Dilanjutkan dengan tadarus pada pukul 13.30. Tadarus dilakukan sampai jelang ashar. Maghrib, para napi sholat di kamar. Sementara isya dan tarawih dilakukan bersama. “Usai tarawih, beberapa napi ada yang melanjutkan dengan tadarus sampai pukul 22.00. Setelah itu istirahat sampai dengan sahur,” tambahnya. (sas/fth)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya