RADARSEMARANG.COM, DEWASA ini kita dihadapkan pada fenomena generasi penerus bangsa kita yang terancam kehilangan jati diri. Anak-anak, remaja sampai orang dewasa terlalu mudah mengagumi segala sesuatu yang berbau luar negeri, baik berupa produk barang kebutuhan hidup, produk seni atau bahkan orang-orang tersohor dari luar. Mereka menganggap begitu tingginya nilai segala sesuatu yang berasal dari negera lain.
Hal tersebut kemudian membuat mereka cenderung mengikuti arus dan gaya hidup yang juga berasal dari luar tanpa memandang sesuai atau tidak dengan kepribadian bangsa Indonesia sebagai bangsa yang begitu adiluhung, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika ketimuran.
Yang lebih memprihatinkan, pengikisan jati diri bangsa juga sangat tampak dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari rasa hormat dan sopan santun siswa terhadap guru yang semakin luntur dari waktu ke waktu.
Gaya komunikasi siswa dengan guru 20 tahun silam dengan era sekarang sangatlah berbeda. Jika dahulu siswa begitu menjaga sikap mereka di depan gurunya, lain halnya dengan sekarang. Cara bicara dan tingkah laku siswa terhadap guru semakin kehilangan batas.
Pendidikan karakter merupakan ramuan atau solusi yang dapat digunakan untuk menguatkan kembali jati diri bangsa yang semakin luntur ini. Karakter yang baik, adab dan akhlak yang baik sangat penting sekali ditanamkan kepada peserta didik khusunya di fase perkembangan (Hurlock) masa kanak-kanak awal (2 – 6 Tahun) oleh orang tua di lingkungan keluarga, dan masa kanak-kanak akhir (7 – 10 atau 11 Tahun) oleh guru di lingkungan masyarakat.
Jika dasar dan pondasi ini tidak diterapkan dengan baik sesuai fase perkembangannya, maka peserta didik akan menjadi pribadi yang tidak sehat secara psikologis ataupun mental.
SD Negeri 01 Pekiringanalit telah memiliki komitmen bersama bahwa sekolah dengan segala fasilitas dan kemampuan yang dimilikinya harus menciptakan generasi yang unggul dan berkarakter sebagai cerminan jati diri bangsa yang adiluhung. Upaya ini diwujudkan melalalui pelaksanaan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan sekolah.
Program pendidikan karakter di SD Negeri 01 Pekiringanalit dilaksanakan dengan memperhatikan tugas perkembangan masa kanak-kanak, sehingga antara perkembangan anak dan karakter yang diharapkan muncul akan berjalan seimbang.
Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai “tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.”
Pelaksanaan pendidikan karakter berbasis tugas perkembangan SD Negeri 01 Pekiringanalit antara lain pembiasaan salat dzuhur bersama sebagai upaya penanaman sikap religius siswa.
Sekolah membentuk Koperasi Kejujuran sebagai upaya mendidik anak untuk berperilaku jujur. Di koperasi tersebut tidak terdapat petugas jaga sehingga siswa membeli, membayar, dan mengambil kembalian bila ada dengan melihat sendiri daftar harga tanpa dilayani siapapun.
Dalam hal kebersihan kelas maupun piket kelas, biasanya siswa kelas tinggi membantu membersihkan kelas terutama pada kelas I dan II, kebiasaan ini merupakan salah satu bukti sikap toleransi antar siswa. Di setiap kelas dipasang papan jam datang dan pulang yang wajib diisi oleh setiap siswa untuk melatih siswa berperilaku disiplin. Setiap awal tahun pelajaran tiap kelas mengadakan pemilihan pengurus kelas secara demokratis.
Dari berbagai kegiatan pembiasaan di atas, telah nampak perkembangan karakter yang positif dari siswa. Hal ini semakin memotivasi SD Negeri 01 Pekiringanalit untuk terus melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter berbasis tugas perkembangan sebagai upaya menyiapkan generasi penerus yang berbudi pekerti luhur. (tt1/zal)
Guru SDN 01 Pekiringanalit, Kab. Pekalongan