RADARSEMARANG.COM, Demak – Anggota Komisi V DPR RI melakukan sidak pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Kamis (27/1). Wakil rakyat yang membidangi infrastruktur itu, mengapresiasi progres pembangunan.
Apalagi proyek tersebut sekaligus upaya untuk mengatasi kemacetan, rob serta abrasi. Meski demikian, di sela sidak, mereka memberikan catatan terkait perencanaan yang dinilai kurang matang.
“Catatan kita memang kalua dilihat perencaan kurang maksimal. Tapi, kalua saling menyalahkan memang tidak akan menyelesaikan masalah. Karena itu, kita cari solusi bersama-sama pembangunan tol ini bisa selesai sesuai target,” terang anggota Komisi V Novita Wijayanti.
Anggota dewan dari Fraksi Gerindra ini mengatakan, pembangunan tol tersebut harus diselesaikan sebagaimana yang telah dicanangkan presiden dan Kementerian PUPR. “Dengan jalan tol ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.
Sejauh ini, informasi yang diterima, pembangunan tol tersebut menyedot anggaran sekitar Rp 20 triliun. Bersumber dari China dan APBN. Pihaknya meminta perencanaan pembangunan dilakukan secara serius. Kalau memang belum bisa diselesaikan, maka harus di-follow-up.
“Nanti kita bahas bersama di Jakarta. Kita koordinasikan dengan Kementerian PUPR dan rapat internal Komisi V,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Demak dr Eistianah mengatakan, kunjungan Komisi V DPR tersebut memberikan harapan terselesaikannya Jalan Tol Semarang-Demak. Apalagi, pembangunan tol dan tanggul laut tersebut merupakan program nasional. “Kebetulan Demak ketempatan menjadi lokasi pembangunan. Maka, kita juga turut menyukseskan, “ tandasnya.
Bupati menambahkan, jalan tol dan tanggul laut diperlukan untuk menanggulangi serta mengantisipasi dampak rob dan abrasi yang terus meluas. “Kita tahu bahwa air rob makin tinggi. Kita minta tolong bagaimana pemerintah utamanya Kementerian PUPR bisa menganggarkan tanggul laut sepanjang wilayah kecamatan yang terdampak,” imbuhnya.
Sebelum ada jalan tol, wilayah yang terdampak rob dan abrasi meliputi Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang dan Wedung. Rob terjadi akibat penurunan tanah dan air pasang. (hib/zal)