RADARSEMARANG.COM, SEMARANG-Arus lalulintas kendaraan dari Jakarta dan Jawa Barat yang masuk melalui Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Kecamatan Ngaliyan, memang ada kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Namun, arus lalulintas masih landai dan tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Berdasarkan data yang diperoleh, Senin (20/12) kemarin telah tercatat ada 17.960 kendaraan masuk ke Kota Semarang. Kemudian hari Selasa (21/12) ada 18.843 kendaraan. Hari Rabu (22/12) terdapat 20.748 kendaraan.
Sedangkan, berdasarkan data terbaru, mulai Rabu pukul 20.00 hingga Kamis (23/12) pukul 08.00 ada 7.692 kendaraan. Sedangkan, pukul 08.00 hingga 12.00, ada 4.876 kendaraan yang masuk ke wilayah Jateng melalui GT Kalikangkung.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfhi mengatakan, meski telah terjadi peningkatan, namun arus lalu lintas masih lancar dan terkendali.
“Semua lancar dan terkendali. Saya minta petugas memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya saat pengecekan di Pos Pelayanan GT Kalikangkung Kamis (23/11) kemarin.
Sementara kendaraan yang melaju dari Kota Semarang menuju Jakarta jumlahnya naik turun atau fluktuatif. Yakni, pada Senin (20/12) terdapat 21.013 kendaraan. Selasa (21/12) ada 19.270 kendaraan, kemudian Rabu (22/12) ada 19.476 kendaraan. Kemudian Rabu pukul 20.00 hingga Kamis pukul 08.00 ada 6.184 kendaraan dan pukul 08.00 sampai 12.00 ada 4.101 kendaraan.
Sementara, Polda Jateng sejak 6 sampai 20 Desember 2021 mencatat sebanyak 297 pemudik telah kembali ke kampung halamannya di Jateng. Terhadap para pemudik dilakukan pengecekan kesehatan dan pendataan terkait berapa lama mereka melaksanakan mudik.
Kapolda juga memerintahkan seluruh jajaran untuk melakukan pengecekan dan pendataan terhadap para pemudik di wilayahnya masing-masing. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan mobilitas warga selama Nataru.
“Siapapun yang datang di wilayah anda catat dan laporkan di Pos PPKM. Jadi Pos PPKM nanti bertugas me-review dan mencatat kedatangan arus mudik,” katanya.
Kegiatan pendataan tersebut dilakukan hingga ke tingkat RT dengan sinergi TNI Polri bersama pemerintah kota atau kabupaten setempat. Babinsa TNI, Bhabinkamtibmas Polri, serta perangkat desa melaksanakan tracking dan tracing terhadap setiap pendatang yang masuk ke wilayahnya. (mha/ida)