31 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Atikoh Ganjar Pranowo Dikukuhkan Jadi Bunda Genre dan Duta Penurunan Stunting

Ajak Berkolaborasi Lakukan Penguatan Ketahanan Remaja

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Penanganan stunting harus dimulai dari hulu. Tidak hanya saat hamil, tapi justru dari usia muda. Karena itulah diperlukan penguatan ketahanan remaja, sehingga ketahanan keluarga kuat, dan ketahanan negara juga kuat.

Kalau remajanya gagal, bukan dia saja yang gagal, tapi generasi berikutnya juga gagal, dan akhirnya mempengaruhi ketahanan negara.

KETUA Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng Atikoh Ganjar Pranowo kembali dikukuhkan sebagai Bunda Genre (Generasi Berencana) sekaligus Duta Penurunan Stunting.

Pengukuhan dilakukan Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo di The Royal Surakarta Heritage Kamis (21/12). Selain Atikoh, 35 Bunda Genre Kabupaten/Kota se-Jateng juga dinobatkan sebagai Duta Penurunan Stunting.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo menyampaikan, saat ini angka stunting di Jateng sebesar 27,68 persen, hampir sama dengan angka stunting nasional yang tercatat 27,6 persen.

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo menargetkan penurunan stunting hingga tinggal 14 persen pada 2024. Untuk itu, percepatan penurunan stunting mesti terus dilakukan.

“Berdasarkan pengalaman di negara lain, sulit untuk menurunkan stunting hingga tiga persen. Padahal, kita harus menurunkan lima persen per tahun. Karenanya, kita harus bersama-sama bekerja keras menurunkan stunting,” tegasnya.

Hasto berharap, Bunda Genre yang juga Duta Penurunan Stunting dapat mengantarkan remaja-remaja di Jateng menjadi calon orang tua yang cerdas, sehat, sehingga melahirkan anak-anak yang berkualitas serta bebas stunting. Memberikan perhatian dan pembinaan bagi rumah tangga mengenai 1.000 hari pertama kelahiran, pemenuhan gizi seimbang, serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu, melaksanakan edukasi kepada remaja dan pasangan usia subur untuk menghindari empat terlalu. Yakni, hamil dan melahirkan terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat jaraknya.

“Ibu-ibu juga diharapkan memberikan dukungan dan pembinaan terhadap.Tim Pendamping Keluarga dan semua agen perubahan se-Provinsi Jateng, dalam upaya percepatan penurunan stunting,” bebernya.

Bunda Genre sekaligus Duta Penurunan Stunting Provinsi Jateng Atikoh Ganjar Pranowo menambahkan, penanganan stunting harus dimulai dari hulu. Tidak hanya saat hamil, tapi justru dari usia muda.

Atikoh pun siap berkolaborasi dengan generasi berencana (Genre) se-Jateng untuk penguatan ketahanan remaja. Sebab, jika ketahanan remaja kuat, ketahanan keluarga kuat, dan ketahanan negara juga kuat. Kalau remajanya gagal, bukan dia saja yang gagal, tapi generasi berikutnya juga gagal, dan akhirnya mempengaruhi ketahanan negara.

“Makanya, saya selalu menekankan kepada remaja, agar memiliki cita-cita setinggi langit dan berupaya menggapainya. Dengan begitu, mereka tidak berpikir untuk menikah. Saya juga selalu berpesan, kejarlah ijazahmu sebelum kamu kejar baju pengantinmu,” tegasnya.

Untuk itu, Atikoh bersama jajaran pengurus Tim Penggerak PKK terus bersinergi, berkolaborasi, memerangi stunting. Baik melalui pola asuh anak dan remaja penuh cinta dan kasih sayang, penguatan ekonomi keluarga, pemanfaatan pekarangan untuk bahan pangan, sehingga bisa menghasilkan menu beragam, bergizi, seimbang, dan aman, serta terus menjaga kesehatan di masyarakat.

Bunda Genre Kota Surakarta Selvi Gibran Rakabuming menyampaikan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan banyak pihak dalam menurunkan stunting, termasuk dengan para remaja.

Pihaknya bersama Tim Penggerak dan kader PKK juga terus melakukan upaya penurunan stunting, melalui edukasi, mengoptimalkan Posyandu, pemberian makanan tambahan, melakukan terobosan baby cafe, dan sebagainya.

Sementara itu, Ketua Genre Jateng M Lukluk Atsmara Anjaina menyatakan siap terlibat dan dilibatkan dalam penanganan stunting. Bahkan, pihaknya mendukung rencana BKKBN yang akan menjadikan Jateng sebagai percontohan satu desa satu Genre, untuk menurunkan angka stunting di provinsi ini.

“Kami siap mendampingi mereka, bahkan live in di desa, memberikan pemahaman agar remaja menyiapkan hidup ke depan, tidak menikah dini, dan memperhatikan empat terlalu,” tandasnya. (akr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya