RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir 2 tahun. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah dengan mengalihkan program tatap muka siswa dengan guru secara langsung menjadi program daring (online). Ketika uji coba tatap muka kembali diselenggarakan, penulis menemukan ada perubahan sikap dan perilaku siswa. Di antaranya kurangnya konsentrasi dalam menghadapi pelajaran. Selain itu juga siswa agak terhambat dalam bersosialiasi.
Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan tidak bervariatif menjadikan peserta didik mudah bosan. Akibatnya tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi menjadi rendah. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas karena dengan metode pembelajaran yang tepat akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik mampu menguasai kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) memerlukan metode yang bervariasi. Permainan merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pembelajaran yang bernuansa PAIKEM tersebut.
Penulis sebagai guru kelas IV SD Negeri Sidomulyo 02, telah menerapkan metode pembelajaran permainan team building dengan tujuan meningkatkan karakter dan minat belajar siswa. Menurut Dennis Pager, ”Goodness is about character – integrity, honesty, kindness, generosity, moral courage, and the like. More than anything else, it is about how we treat other people.” (Kebaikan adalah tentang karakter-integritas, kejujuran, kebaikan, kemurahan hati, keberanian moral, dan sejenisnya. Lebih dari segalanya, ini tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain).
Beberapa permainan dengan alat sederhana penulis aplikasikan di permainan luar ruang. Misalnya yang disebut bulldozer, yakni lomba lari beregu dengan media dari terpal/MMT yang ujungnya dilekatkan membentuk lingkaran.
Pemain beberapa siswa di dalam media tersebut bergerak menuju garis finish. Permainan menarik lainnya ada perang naga, yakni dua kelompok siswa membentuk barisan seperti ular naga. Pemeran kepala naga bertugas memecahkan balon yang diikat di pemain naga lawan paling belakang. Demikian sebaliknya. Permainan lainnya eksekusi botol, yakni beberapa kelompok bekerja sama memasukkan sebuah pensil ke dalam botol, satu pensil diikat dan dibentangkan ke ikatan pinggang setiap kelompok.
Kelebihan model pembelajaran ini adalah tidak ada peserta didik atau anggota kelompok yang pasif. Karena setiap anggota dalam kelompok memiliki tanggung jawab masing-masing demi keberhasilan kelompoknya. Mereka dituntut untuk lenih kreatif dalam belajar dan berfikir. Mempelajari materi menjadi lebih santai dan tanpa tekanan karena peserta didik belajar sambil bermain.
Hal-hal yang perlu dievaluasi dari model pembelajaran ini di antaranya, pertama, tentang ketepatan waktu karena memerlukan waktu yang relatif lama, guru harus bisa membagi waktu dengan tepat. Kedua, tentang pengelolaan kelas. Guru harus bisa mengondisikan kelasnya dengan baik untuk menghindari kelas yang gaduh.
Selain refreshing, permainan team building ini diharapkan bisa membantu menumbuhkan team work yang baik dengan beberapa konsep problem solving. Juga meningkatkan kepedulian siswa dengan teman lainnya. Selain juga konsentrasi dan daya ingat siswa menjadi lebih baik. (fkp1/lis)
Guru SDN Sidomulyo 02, Kec Limpung, Kabupaten Batang