RADARSEMARANG.COM, Pada zaman sekarang banyak kaum muda yang memliki karakter buruk. Hal tersebut salah satunya karena minimnya pendidikan moral dalam pendidikan formal, informal maupun nonformal. Sehingga kaum muda mudah salah dalam memilih pergaulan.
Kebanyakan kaum muda tidak mempertimbangkan apakah pergaulan itu baik atau buruk. Hal itu juga dipengaruhi perkembangan teknologi komunikasi. Sekarang kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja, di mana saja dan kapanpun juga. Di sinilah peran pramuka untuk membenahi karakter kaum muda agar menjadi karakter yang baik.
Dari pertama kali masuknya pramuka ke Indonesia yang masih menjadi organisasi pandu hingga sekarang kita kenal sebagai Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti orang muda yang suka berkarya.
Pendidikan karakter saat ini menjadi perhatian pada bidang pendidikan. Pada saat ini pendidikan karakter di gencarkan mulai sejak usia dini. Karena saat ini karakter kaum muda dapat menimbulkan bangsa ini menjadi saling bermusuhan.
Banyak kasus yang mencerminkannya karakter yang kurang baik. Seperti tawuran, mencontek, video porno, dan lain lain. Di sinilah pendidikan karakter diperlukan untuk mengubah kepribadian kaum muda yang mulai melenceng.
Setiap orang pada dasarnya memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Kadang kala karakter dan kepribadian itu didapat dari keturunan. Kepribadian tersebut juga dapat hilang, salah satu yang mempengaruhinya yaitu lingkungan dia berada dan dengan siapa dia bergaul.
Banyak yang dilakukan oleh kaum muda itu tidak baik seperti tawuran, melakukan seks bebas dan lain lain. Keluarga seringkali tidak memberikan pendidikan karakter yang baik.
Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis. Dilakukan di alam terbuka dengan sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (Gunawan, 2014: 265).
Berdasarkan pernyataan tersebut, ektrakurikuler kepramukaan merupakan salah satu program sekolah yang tepat menurut penulis untuk penanaman karakter kepada siswa agar berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
Hasil observasi siswa di SDN Maduretno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang sejak pandemi Covid-19 moral anak bangsa mengalami degradasi. Untuk itu diperlukan pembenahan kembali. Sebagai kepala sekolah, penulis berniat mengaktifkan kembali kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada PTM terbatas ini.
Kegiatan pramuka akan diadakan setiap hari Jumat pukul 14.00 sampai 15.30. Kegiatan dibagi menjadi dua yaitu untuk golongan siaga (kelas 3 dan 4) dan golongan penggalang (kelas 5 dan 6). Pola pembinaan siaga sendiri dengan mengedepankan mood dari si anak.
Biasanya pola pembinaan dilakukan dengan permainan sehingga siswa dapat melakukan dengan senang. Dan di sela-sela pola pembinaan juga disisipkan pendidikan karakter. Pola pembinaan penggalang berdasarkan sifat siswanya seperti keingintahuan yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif dan lain lain. Pendidikan karakter di dalam penggalang dimasukkan kedalam latihan kedisiplinan dan di dalam ilmu pengetahuan yang diberikan.
Jadi di dalam pola pembinaan yang sudah dikelompokkan itu agar mempermudah dalam penyampaian materi dan pengontrolan siswa. Pendidikan karakter selalu diselipkan dalam setiap materi yang ada. Kebanyakan materi yang disampaikan juga ditujukan untuk membentuk karakter yang baik.
Di dalam pramuka juga sering mengadakan kegiatan kemasyarakatan dengan guna untuk menimbulkan rasa empati terhadap sesuatu yang terjadi dimasyarakat. Kegiatan yang dilakukan yaitu seperti bakti sosial, kerja bakti, penanaman pohon dan lain lain. Kegiatan tersebut bahkan ada yang menjadi agenda tahunan di sekolah penulis. (ms2/lis)
Kepala SDN Maduretno, Kec. Kaliangkrik, Kabupaten Magelang