26.2 C
Semarang
Monday, 23 December 2024

Sudah Mulai Dikerjakan, Tol Solo-Jogja Ditarget Beroperasi 2023

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah menargetkan pembangunan tol Solo-Jogja bisa ditargetkan beroperasi pada 2023. Saat ini, prosesnya sudah mulai dilakukan pembebasan lahan yang bakal digunakan pembangunan jalur tol tersebut.

Tol Solo-Jogja dibangun sebagai upaya untuk mempermudah dan mempercepat akses transportasi, sehingga bisa menggairahkan ekonomi masyarakat Jateng dan Jogjakarta.

DPRD Jateng memastikan jika pekerjaan proyek Solo-Jogja tersebut bisa sesuai target. Sekarang sudah mulai dilakukan pembebasan lahan yang dimulai di kawasan Sleman, Jogjakarta.

“Targetnya bisa rampung dan beroperasi 2023, sekarang sudah mulai dikerjakan,” kata Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri kepada RADARSEMARANG.COM.

Alwin menambahkan, pihaknya sudah melihat langsung lokasi yang bakal dibebaskan untuk pembangunan Tol Solo-Jogja. Proyek tersebut terbagi menjadi tiga seksi seksi I, tol Solo-Jogja dimulai dari Kartasura (Sukoharjo) sampai di Desa Purwomartani (Sleman).

Ruas Seksi I terbagi menjadi empat bagian ruas, yakni Kartasura-Karanganom; Karanganom-Klaten Kota; Klaten Kota-Prambanan, dan Prambanan-Purwomartani. Pada Seksi I ruas Kartasura- Solo-Purwomartani sepanjang 35,64 km.

“Ini salah satu proyek pembangunan yang bisa menyatukan segi emas Semarang-Solo-Jogjakarta,” ujarnya.

Selanjutnya Seksi II Ruas Purwomartani-JC Sleman 21,36 km; dan Seksi III: Ruas JC-Purworejo 38,57 km, dengan dilengkapi 10 pintu tol yakni Kartasura, Karanganom, Klaten, Prambanan, Purwomartani, Gamping, Sentolo, Wates, Kulon Progo, dan Purworejo.

“Proyek jalan tol sepanjang 96,574 km itu akan melewati tujuh kabupaten, yakni Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sleman, Bantul, Kulonprogo, dengan pintu keluar (exit) terakhir di perbatasan Purworejo,” bebernya.

Corporate Communication PT Jogjasolo Marga Makmur (JSMM) Ahmad Izzi mengatakan, mengenai kebutuhan lahan untuk seksi I seluas 5.493.290 m2, dengan 6.791 bidang dan estimasi uang ganti rugi sebesar Rp 5,7 triliun.

Tahun ini proses pembebasan lahan tengah dilakukan. Ia pun berharap kepada seluruh masyarakat yang terkena dampak pembangunan jalan tol supaya bekerja sama agar proyek pembangunan terus bisa lancar, mengingat dana yang dikucurkan pemerintah tidak sedikit. “Jika pembebasan lahan selesai langsung dilanjutkan dengan pembangunan fisik,” ujarnya.

Ia berharap agar pembangunan bisa sesuai target. Dukungan dari DPRD Jawa Tengah, stakeholder yang ada, serta masyarakat sangat dibutuhkan agar pembangunan terus bisa berjalan lancar, sukses dan aman. Sehingga nanti bisa memberikan manfaat untuk masyarakat dan ekonomi daerah.”Jika akses terbuka nanti tentu akan bisa meningkatkan ekonomi,” katanya. (fth/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya