RADARSEMARANG.COM – Bubur ayam biasanya disajikan di atas mangkok dengan suwiran ayam dan siraman kuah bumbu. Tapi bubur di Jalan Anjasmoro Raya Semarang ini disajikan dengan cara yang berbeda yaitu dibakar.
Kedengarannya aneh, mungkin kita akan berpikir apakah buburnya dibakar di atas api seperti ikan atau jagung bakar. Namun nyatanya bubur ini disajikan di atas kuali yang telah dibakar.
Penggunaan kuali bakar dimaksudkan agar bubur tetap terjaga panasnya, sehingga sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin. Penyajian seperti itu menjadikan bubur ini unik, sehingga menarik perhatian pembeli untuk mencoba bubur bakar di Kedai Bubur Ayam Bandung.
Kedai milik Sulistiyani yang berada di Jalan Anjasmoro Raya Kota Semarang ini sudah berdiri sejak 17 tahun lalu. Bahkan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sering menyempatkan untuk bersantap di Kedai Bubur Ayam Bandung jika mudik ke Semarang. Kedai ini buka setiap hari pukul 05.30 hingga pukul 11.30 WIB. Dilanjut pukul 15.00 sampai 21.30 WIB.
Tidak hanya bubur bakar, kedai ini juga menyajikan bubur goreng, bubur ayam biasa, mi ayam dan ketupat sayur. Menu bubur bakar merupakan salah satu yang menjadi primadona dan selalu diburu pelanggan. “Menunya banyak, tapi yang sering dibeli orang itu bubur bakar,” ujar Wanita yang akrab disapa Bu Lis ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Awalnya, ibu empat anak ini hanya menjual bubur ayam biasa selama bertahun-tahun. Kemudian ia mulai berinovasi dengan mencoba resep baru yakni bubur bakar, tepatnya tujuh bulan lalu. “Kan kalau anak muda itu sukanya makan makanan yang aneh-aneh dan unik ya, jadi ini saya bikin bubur bakar,” katanya.
“Saya pernah lihat bubur bakar di Yogyakarta, tapi belum pernah coba. Nah kan kalau di Semarang saya belum pernah nemu, jadi saya buat dengan resep saya sendiri,” bebernya.
Karena disajikan dengan cara dibakar di atas kuali, cita rasa yang dihasilkan pun khas. “Rasanya tuh kayak ada sangit-nya gitu,” ucap Bu Lis.
Berbeda dengan bubur ayam biasa, komposisi bubur bakar di kedai ini cukup unik. Bubur yang sudah matang dimasukkan ke kuali kemudian dibakar dan diberi rempah-rempah. Setelah beberapa lama, bubur dapat disajikan dan diberi aneka taburan seperti irisan cakwe, jagung pipil, suwiran ayam, dan kedelai goreng.
Sebagai pemanis dan penambah cita rasa, tak lupa ditambahkan pula bawang goreng, irisan daun bawang, dan daun kemangi. Bubur bakar ini disajikan bersama kerupuk dan dua macam kuah yakni kuah kari dan kuah kecap.
Yang membedakan bubur bakar di kedai Bubur Ayam Bandung dengan bubur lainnya adalah tongcai, yaitu asinan yang terbuat dari sawi cincang.
Harga yang dipatok untuk satu porsi bubur bakar yaitu mulai Rp 12 ribu hingga Rp 20 ribu tergantung topping yang diinginkan. Topping yang disediakan berupa telur ayam, telur asin, telur pindang, jamur, dan ati ampela. (mg17/mg14/ton)