RADARSEMARANG.COM, Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 lebih sulit dibandingkan dengan penilaian kurikulum sebelumya yaitu Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Penilaian sikap merupakan salah satu bentuk penilaian yang menuntut guru untuk memahami karakteristik dari setiap peserta didik.
Tujuan penilaian sikap untuk mengetahui sikap dan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan diluar kelas sebagai hasil belajar.
Penilaian sikap merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang sikap dan perilaku peserta didik (Kemendikbud, 2016:85). Penilaian dilakukan untuk mengetahiu apakah peserta didik benar-benar baik atau tidak sikap dan perilakunya.
Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap yang diharapkan sesuai dengan Kompetensi Sosial (KI-2) guru harus memberikan pembiasaan dan pembinaan secara terus-menerus baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan belajar mengajar.
Hasil wawancara penulis dengan guru-guru kelas V di Gugus Cut Nyak Din Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang terdiri dari 4 sekolah yaitu SDN Segiri 01, SDN Segiri 02, SDN Tukang dan SDN Terban tentang penilaian sikap toleransi dalam pembelajaran PPKn.
Para guru menyatakan bahwa penilaian sikap toleransi yang dilakukan tidak menggunakan instrumen penilaian sikap tetapi guru langsung memberikan nilai sikap peserta didik berdasarkan pengamatan keseharian dalam kegiatan belajar mengajar tanpa menggunakan rubrik. Untuk itu perlu membuat instrumen penilaian sikap toleransi dalam pembelajaran PPKn dalam melakukan penilaian sikap.
Langkah pertama, dalam perencanaan membuat instrumen penilaian sikap toleransi dalam pembelajaran PPKn yang penulis buat sebagai guru kelas V di SDN Segiri 02 Kecamatan Pabelan. Penulis menentukan sikap yang dikembangkan yaitu Kompetensi Dasar (KD) 2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman sosial budaya masyarakat dalam konteks Bhineka Tunggal Ika. KD 2.3 terdapat dalam tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita”, subtema 1 pembelajaran 3.
Langkah kedua, menentukan indikator sikap toleransi yang diamati sesuai dengan kompetensi sikap toleransi. Indikator sikap toleransi diambil dari pengertian sikap toleransi. Sikap toleransi adalah suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain (Akhmad, 2012:72). Berdasarkan definisi sikap toleransi, maka indikator sikap toleransi yaitu: (1) menghormati hak orang lain; (2) menghargai orang lain; (3) memiliki sikap peduli terhadap orang lain; (4) menjaga sikap; (5) menjaga perbuatan.
Langkah ketiga, merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan indikator sikap toleransi yang ditentukan. Instrumen dibuat didasarkan pada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan metode diskusi. Instrumen penilaian sikap toleransi dibuat berdasarkan kegiatan belajar mulai dari masuk kelas, proses belajar mengajar mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
Langkah keempat, menyiapkan lembar pengamatan. Lembar pengamatan sikap toleransi digunakan guru untuk menilai peserta didik ketika melakukan kegiatan diskusi secara berkelompok dan guru melakukan penilaian sikap toleransi dari awal sampai selesai pembelajaran. Lembar pengamatan yang dibuat berisi identitas siswa, butir sikap yang dinilai, skor penilaian dan rubrik penilaian.
Instrumen penilaian sikap toleransi yang sudah lengkap bisa digunakan guru untuk melaksanakan penilaian sesuai dengan yang direncanakan. Guru mengamati dan mencatat sikap dan perilaku sesuai dengan lembar observasi. Hasil penilaian sikap toleransi dibahas dan dilaporkan dalam bentuk deskripsi nilai peserta didik. Dengan membuat instrumen penilaian sikap toleransi, maka membantu dan memudahkan guru dalam menilai sikap sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan. (dd1/ton)
Guru Kelas SDN Segiri 02 Kec. Pabelan Kab. Semarang
