RADARSEMARANG.COM, Sejak pandemi, rumah tangga Lady Sandi turut kena dampak. Suaminya yang berpofesi sebagai musisi, sepi job. Bahkan pernah dalam sebulan tidak ada pemasukan sama sekali.
Tak jarang, ia mengandalkan santunan dari orang tua dan mertua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Baik Lady dan John Dori sama-sama berusaha menekan pengeluaran. Hal ini dilakukan agar kebutuhan si kecil tetap terpenuhi.
Ia hanya bisa berandai-andai dan menyesali keputusannya, karena telah resign kerja. Padahal gajinya cukup lumayan. Ia rela melepas karir demi menuruti keinginan suami. Kini, setelah pandemi melanda, ia merasa kesulitan.
“Suami saya terus meyakinkan jika dia yang akan cari nafkah, dia yakin semua akan baik-baik saja. Tapi jadinya begini,” katanya.
Ia tahu roda pasti berputar. Ia pernah merasakan di atas, dan kini sedang berada di bawah. Tabungan habis, saldo kosong, lengkap sudah. Yang membuat pikiran, John malah pilih-pilih pekerjaan, maunya yang sesuai passion-nya saja. “Sebenarnya yang penting kan ada pemasukan, tapi tetap gak mau,” imbuhnya.
Menyikapi hal ini, Lady lantas mengajukan izin untuk bekerja. Tujuannya, untuk memperbaiki perekonomian. Jika pun akan buka usaha, juga butuh modal. Namun, John tidak menyetujuinya. Masih bersikeras supaya dia saja yang kerja. Ia tahu, hal ini sebagai tanggungjawab sebagai kepala rumah tangga. Namun harus melihat situasi dan kondisi.
“Kalau mau dia yang kerja kan harusnya pekerjaan apapun gak masalah. Tapi tidak, masih pilih-pilih. Ya keburu kelaparan. Suami saya keras kepala, kolot banget. Bikin saya naik darah,” keluhnya.
Praktis, sampai kini tak ada kemajuan. Perekonomiannya stagnan, tak pulih. Bahkan semakin memprihatinkan. Ia kesal karena beban hidupnya semakin bertambah. Hal ini memicu pertengkaran. Mereka kerap berselisih. Setiap hari menjadi tak akur. Bahkan mengakibatkan Lady mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Kota Semarang. Ia merasa tak sanggup setiap hari adu mulut. (ifa/aro)