RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Petugas Satpol PP dan Disperkimhub bakal membongkar median jalan di pertigaan Kertek. Meski diwarnai sejumlah protes warga, pembongkaran akan tetap dilanjutkan.
“Langkah ini kita lakukan atas hasil tindak lanjut dari rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beberapa waktu lalu. Yang menyarankan tembok tersebut dibongkar,” terang Ketua Sub Komite Jalan KNKT Ahmad Wildan, Selasa (14/9/2021).
Menurutnya pembongkaran tersebut dilakukan dengan alasan untuk mitigasi dampak kecelakaan di jalur rawan Wonosobo-Temanggung. Adanya median jalan tersebut dianggap telah menghalangi kendaraan yang mengalami rem blong untuk masuk ke tembok pembatas atau benteng takhesi di Kertek.
“Median pembatas jalan ini tidak bisa dipertahankan karena memang menghalangi jarang pandang sopir untuk melihat benteng takeshi,” ungkapnya.
Ia mengatakan lokasi untuk jalur penyelamat dengan memanfaatkan benteng takeshi dianggap sudah cukup memadai. Terlebih saat ini benteng takhesi sudah menjadi milik pemerintah daerah.
Namun demikian, pihaknya juga meminta agar aparat baik dari Dinas Perkimhub maupun kepolisian, menertibkan para pengguna kendaraan yang sering menggunakan kawasan penyelamat itu sebagai tempat parkir.
“Ini bisa membahayakan. Karena kendaraan yang tidak dapat menggunakan jalur penyelamat akibat rem blong, akan melaju deras ke arah benteng takeshi. Sehingga jangan ada kendaraan apapun yang parkir di lokasi ini,” lanjut Wildan.
Menanggapi permintaan Ahmad Wildan, Kepala Disperkimhub Bagyo Sarastono langsung berkoordinasi dengan jajarannya agar penertiban parkir disegerakan. “Ini adalah langkah kita untuk memaksimalkan agar tidak sampai terjadi musibah yang telah berulangkali di kawasan ini,” tegas Bagyo.
Selain memboongkar median jalan dan pengalihan jalur menuju benteng takeshi, pihaknya juga akan memasang peralatan TMS (Traffict Management System) sebagai upaya deteksi dini kecelakaan akibat rem blong di jalur rawan di sekitar Prumbanan dan Kalikutho. Diharapkan dengan langkah-langkah antisipastif tersebut, para pengguna jalan di jalur rawan Kertek – Parakan akan lebih aman.
Terkait protes warga tentang pembongkaran median jalan tersebut, Bagyo mengaku telah menerima perwakilan warga untuk melakukan audiensi. Setelah diberikan pemahaman, warga bisa memakluminya.
“Intinya mereka (warga) sudah mengerti maksud kita. Makanya kita bisa langsung membongkarnya,” pungkasnya. (git/lis)