RADARSEMARANG.COM, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia mempunyai nilai nilai yang wajib dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Presiden pertama RI Ir Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu: Pertama, Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa. Kedua, Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila (Yonas, 2017).
Dewasa ini pemahaman nilai-nilai Pancasila dan praktiknya sangat perlu digalakkan kembali guna mencegah ataupun menyelesaikan berbagai permasalahan dan konflik yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama kepada generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.
SMP Negeri 2 Comal, khususnya melalui guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengemban tugas untuk memahamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak didiknya. Peran guru dengan model atau metode pembelajaran yang digunakan sangatlah penting.
Sayangnya, pembelajaran dengan model ceramah yang dominan digunakan oleh guru cenderung kurang menarik perhatian siswa. Untuk itu diperlukan suatu alternatif pembelajaran baru yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep- konsep yang diajarkan, terutama konsep nilai-nilai Pancasila ini.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah Make a Match. Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan Make a Match adalah model pembelajaran di mana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model Make a Match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif.
Keunggulan model ini adalah dapat menumbuhkan ketertarikan, rasa senang, semangat dan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Bagaimana praktek pembelajaran Make a Match, berikut adalah langkah yang harus dilakukan. (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep yang cocok, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Kartu soal di sini adalah kartu berisi gambar contoh kegiatau atau aktifitas kehidupan, kartu jawaban berupa butir Pancasila dan lambangnya. (2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang berisikan soal/jawaban.
(3) Siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. (4) Siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bergambarkan perilaku hidup hemat akan berpasangan dengan kartu yang bergambar padi dan kapas yang di bagian bawahnya bertuliskan sila kelima Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Pasangan kartu ini adalah pasangan yang benar, karena bergaya hidup sederhana/tidak boros merupakan penerapan sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
(5) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan mendapatkan poin/nilai. (6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. (7) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Model Make a Match menghidupkan suasana kelas, melatih siswa aktif, dan berpikir cepat. Model ini menumbuhkan persaingan positif antar siswa, proses belajar pun berlangsung menyenangkan. Dengan proses pembelajaran yang menyenangkan, pemahaman siswa terhadap konsep dan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila menjadi lebih baik dan mengena. Sesuai dengan tujuan pembelajaran, konsep dan nilai-nilai Pancasila ini diharapkan dapat dipraktekkan pada berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. (ag1/ton)
Guru PPKn SMP Negeri 2 Comal, Pemalang
