31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Hari Pertama PPKM Darurat Masih Banyak Warga yang Belum Tertib

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Hari pertama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Sabtu (3/7/2021), belum ada perbedaan yang signifikan. Masih banyak warga yang belum tertib, khususnya di pasar-pasar dan warung makan.

Pantauan koran ini, di sejumlah titik warga masih berkerumun. Seperti di pusat klitikan Jalan Kanal, Lamper Lor, Semarang Selatan. Bahkan, sejumlah pedagang dan pengunjung sampai memakan badan jalan. Kondisi yang sama tampak di belakang Pasar Peterongan, dan Pasar Sendiko Wonodri.

Saat berkeliling sambil gowes, Sabtu (3/7/2021) pagi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga masih menemukan banyak warga yang belum tertib, khususnya di pasar-pasar dan warung makan. Karena itu, perlu tindakan yang lebih masif untuk mengedukasi warga terkait situasi kedaruratan saat ini.

“Pagi ini (kemarin) saya melihat pelaksanaan PPKM Darurat hari pertama. Rasanya belum ada perubahan apapun, khususnya kalau kita melihat di sekitar keramaian yang hari ini masih berjalan. Tentunya pasar. Jadi, di pasar saya harus kembali teriak-teriak untuk menertibkan. Kepala pasar harus menyiapkan tim jaga untuk menyampaikan itu kepada masyarakat. Kalau perlu dibuat jadwal, karena ketentuannya hanya 50 persen,” kata Ganjar di sela gowes sambil mengecek aktivitas warga pada hari pertama pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Semarang.

Sebelum itu, Ganjar mengawali gowes dari Rumah Dinas Puri Gedeh sekitar pukul 06.00. Baru berjalan lebih kurang tiga kilometer, Ganjar sudah menghentikan laju sepeda lantaran melihat ada warga yang makan di warung tanpa menerapkan jaga jarak. Ia langsung mengingatkan warga bahwa mulai hari kemarin pelaksanaan PPKM Darurat sudah dimulai, dan meminta pemilik warung untuk tidak melayani pembeli yang makan di tempat.

“Ayo yang di warung bisa segera pulang. Biasanya kalau makan di warung pasti saling berhadapan. Pemilik (warung) mohon izin ya, tidak boleh ada yang makan di tempat, kalau dibungkus boleh. Daripada nanti didatangi sama Satpol PP dan ditutup warungnya,” teriak Ganjar mengingatkan warga dan pemilik warung.

Selain warung, Ganjar juga berkeliling ke beberapa pasar untuk mengingatkan soal protokol kesehatan. Juga terkait situasi kedaruratan saat ini, yaitu penularan Covid-19 yang sangat cepat, dan meningkatnya kasus Covid-19 di Jateng dalam beberapa pekan terakhir.

“Ayo maskernya dipakai, senjata kita hari ini yang paling utama adalah masker. Tolong saling mengingatkan, ini virusnya ganas. Kalau berjualan maskernya dipakai, jarak diatur. Kalau tidak taat nanti saya tutup pasarnya,” tegas Ganjar saat mengingatkan pedagang di Pasar Gayamsari, dan Pasar Kemryeng Penggaron.

Melihat beberapa temuan di lapangan itu, kesimpulan sementara Ganjar mengenai pelaksanaan PPKM Darurat masih belum menunjukkan adanya perubahan aktivitas maupun perilaku masyarakat. Untuk itu, ia akan melihat perkembangan selama dua hari pertama untuk menjadi bahan evaluasi ke depan mengingat PPKM Darurat masih akan dilaksanakan sampai tanggal 20 Juli 2021.

“Kalau saya simpulkan sampai pagi ini (kemarin) belum ada perubahan berarti. Maka kita harus lakukan tindakan yang lebih masif lagi untuk mengedukasi warga. Kita akan evaluasi (pelaksanaan) dua hari ini, Sabtu-Minggu. Kalau mobilitas masyarakat masih tinggi seperti ini, apalagi ini hari Sabtu, rasanya penyekatan penting untuk dilakukan. Paralel dengan itu sosialisasi musti jalan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Ganjar mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pemilik warung makan Ayam Tulang Lunak Kraton di daerah Kranggan, Semarang Tengah. Sebab, selama pandemi Covid-19 ini warung Ayam Tulang Lunak Kraton Kranggan hanya melayani pesanan take away atau dibungkus dan dibawa pulang. “Ini ada salah satu contoh, warung Ayam Tulang Lunak Kraton Kranggan. Menurut saya, ini salah satu yang paling bagus karena ternyata sejak Covid-19 tahun lalu sudah menginisiasi take away,” kata Ganjar saat mampir di sela gowes keliling Kota Semarang, Sabtu (3/7/2021).

Kesempatan itu digunakan Ganjar untuk berdialog dengan Setiono, pemilik warung. Dari dialog itulah diketahui bahwa Setiono sudah menerapkan praktik take away, dan tidak melayani makan di tempat sejak awal pandemi Covid-19. Tepatnya sejak April 2020. “Mulai April 2020 pas ramai-ramainya covid itu. Kami kan juga takut kalau ada yang makan di tempat. Jadi, kalau mau beli ya dibungkus terus dibawa pulang,” ujar Setiono kepada Ganjar.

Agar tidak ada pengunjung yang makan di tempat, Setiono bahkan sengaja menyingkirkan meja dan kursi makan. Hanya disisakan beberapa yang sudah dimodifikasi dengan dipasang pembatas transparan di meja. Meja-kursi yang disisakan itu untuk mereka yang menunggu pesanan. “Ini meja juga saya ambil semua. Sisakan dua meja, dan beberapa kursi dengan diatur jaraknya untuk pengunjung menunggu pesanan jadi,” tutur suami dari Maria Lindawati Atmodjo, generasi kedua pemilik warung itu.

Setiono menjelaskan, pada awal pandemi itu memang ada penurunan pesanan dan omzet. Rata-rata pesanan pada saat itu hanya mencapai 40-50 persen dari pesanan sebelum pandemi. Jumlah itu sempat meningkat hingga 70 persen sebelum ada lonjakan kasus beberapa pekan terakhir. “Orderan ya susut. Waktu pertama-tama cuma 40 persen. Terus sempat naik lagi menjadi 70 persen, tapi sekarang susut lagi,” ungkapnya.

Ganjar yang mendengar cerita dari Setiono tak berhenti memberikan apresiasi. Apalagi sebelum mampir ke warung Ayam Tulang Lunak Kraton Kranggan itu, Ganjar lebih dulu berkeliling Kota Semarang dan melihat banyak warung yang belum tertib. “Ini bagus. Tadi saya keliling, banyak yang tidak tertib, dan tidak ada yang (hanya) take away, itu kan bahaya. Maka saya minta agar mereka take away. Ini juga kan sudah mulai PPKM Darurat,” kata Ganjar.

Sementara itu, Ditlantas Polda Jateng melaksanakan kegiatan PPKM Darurat di wilayah hukum Polda Jateng, Sabtu (3/7/2021), dengan melakukan penguncian di beberapa titik perbatasan di Jateng.

Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Rudy Syafiruddin mengatakan, ini merupakan kegiatan kepolisian melalui Koorlantas Mabes Polri dalam melaksanakan PPKM Darurat, di antaranya dengan melakukan cek point. Untuk itu, Ditlantas Polda Jateng melakukan penguncian di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Barat. “Hal ini untuk menekan penyebaran Covid 19 di Jateng. Untuk itu, dalam PPKM Darurat ini, Ditlantas Polda Jateng akan melakukan kegiatan dengan mengunci perbatasan masuk Jateng,” terang Rudy.

Selain itu, kata Rudy, Polda Jateng akan menutup semua perbatasan yang masuk kota dan kabupaten selama PPKM Darurat berlangsung. Sehingga siapapun yang akan masuk ke kabupaten dan kota harus melakukan swab antigen. “Harus menunjukkan surat keterangan swab negatif. Ini juga berlaku di semua kabupaten dan kota di Jateng,” jelasnya.

“Kita lakukan kegiatan ini di semua perbatasan kabupaten dan kota di Jateng, seperti perbatasan Wonogiri, Sragen, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan kabupaten serta kota lainnya di Jawa Tengah,” tambahnya. (ida/mha/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya