RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Sejak awal pandemi Covid-19, Ismanto berseni sekaligus berdonasi. Pelukis asal Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, ini menjual karyanya sistem barter. Sebuah lukisan bisa ditukar dengan sembako.
Aksi sosial ini bermula dari kegiatan sanggar Ismanto yang diliburkan selama tiga bulan. Dia lantas mengisi waktu dengan melukis. Gagasan membarter lukisan dengan sembako lantas muncul lantaran banyak keluhan masyarakat yang tidak bisa bekerja dan berpendapatan.
“Saya memilih dengan cara barter supaya menyentuh empati orang lain untuk membantu sesama,” ujar Ismanto kepada Jawa Pos Radar Magelang, Senin (21/6/2021).
Lukisan-lukisan Ismanto dibarter dengan beras, gula, minyak, dan lain-lain. Ismanto tidak mematok nilai karya dengan harga sembako. Dia lebih ingin melihat sejauh mana kepedulian terhadap sesama.
“Semua bahan pangan itu disalurkan untuk warga terdampak Covid,” tuturnya. Ada yang dari Kecamatan Dukun, Muntilan, Secang, Borobudur, bahkan hingga ke Klaten, Sleman, dan Solo.
Selama pandemi, pria parobaya ini sudah melepas lebih dari 20 lukisan dengan berbagai ukuran. Mulai dari 40 cm x 50 cm hingga 100 cm x 150 cm. Orang yang membarter berasal dari berbagai daerah, seperti Jogja, Solo, Magelang, Jakarta, Tangerang, hingga Bandung.
Satu karya lukis ada yang dibarter dengan 1 kuintal beras, 100 kemasan minyak goreng. Ada juga yang ditukar mi instan sekardus dan 2 kg beras dengan tambahan 60 kg gula dan 50 kg minyak.“Saya menerima saja karena konsep barter memang saling membutuhkan. Tidak harus sebanding nilainya,” ujar Ismanto. (rhy/lis)