RADARSEMARANG.COM, Aida Nurus Suroyya kini bekerja menjadi penyuluh perikanan di Dinas Perikanan Kota Semarang. Perempuan yang memelopori berdirinya Komunitas Marine Buddies Semarang itu merupakan Sarjana Perikanan Undip 2017. Ia mengaku jatuh cinta pada laut sejak duduk di bangku kuliah.
Saat semester tiga, ia kerap melakukan praktikum lapangan. Ia sangat prihatin melihat kondisi pesisir Semarang. Pengelolaan pantai masih jauh dari kata layak. Beberapa pantai pun menjadi tempat penimbunan sampah. Melihat hal itu, ia tak bisa diam saja.
Ida –sapaan akrabnya– berniat untuk bergabung ke komuntas pecinta laut. Dengan begitu, ia bisa ikut berkontribusi menangani masalah laut. Namun saat itu tak satu pun ia temukan. Hingga akhirnya ia bertanya ke akun Twitter milik Marine Buddies pusat di Jakarta, dan justru diajak untuk merintis komunitas itu di Semarang.
“Aku cari komunitas yang bergelut di pesisir gitu kok nggak ketemu. Ah malah diajak buat Marine Buddies karena di Semarang belum ada,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Awalnya, Ida mengaku sempat pesimistis pada minat anak muda Semarang soal permasalahan sampah di laut. Namun setelah membuka perekrutan anggota relawan, puluhan berebut mendaftar menjadi anggota. Melalui proses seleksi hingga wawancara akhirnya dipilih 25 anggota.
“Dulu pas merintis komunitas ini aku ngajak pembudidaya sama temenku bertujuh. Terus setelah oprec (open recruitment) kita langsung buat rencana aksi clean up di pantai, dan itu rutin setiap tiga bulan” katanya.
Dalam aksinya, Ida bersama komunitasnya kerap merangkul anak muda untuk ikut berpartisipasi. Beberapa kali mahasiswa Perikanan Undip juga ikut turun dalam aksi membersihkan Pantai Tirang. Selain itu, ia juga mengadakan webinar untuk edukasi seputar konservasi laut dan biota di dalamnya. Tak hanya itu, ia juga mulai merintis poscast komunitasnya selama pandemi.
“Kendala kadang ada di perizinan. Karena sebelum aksi, kita harus izin ke lurah setempat, dan penjaga pantai. Kemarin juga ngajak DLH untuk membantu mengangkut sampah, soalnya kita nggak punya truk khusus,” paparnya.
Meski gerakan tidak semasif kota lain, tapi melalui komunitas tersebut Ida memiliki harapan besar untuk mengubah mindset, dan perilaku anak muda terhadap lingkungan. Lalu sudi untuk mulai belajar soal ekosistem laut, dan memahami peran laut terhadap kehidupan umat manusia. (taf/aro)