RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 13 persen warga yang meninggal akibat Covid-19 di Jateng sudah mendapatkan vaksinasi. Sedangkan 87,7 persen kematian Covid-19 sisanya belum menerima vaksinasi. Itu artinya, tingkat kematian pasien Covid-19 yang kecil usai divaksin menunjukkan jika vaksinasi sangatlah penting.
“Data pasien Covid-19 yang meninggal mulai tanggal 9 Mei sampai 13 Juni itu 87,7 persennya ternyata belum divaksin, dan yang sudah divaksin hanya 13 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yulianto Prabowo kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (15/6/2021).
Karenanya, pihaknya meminta kepada bupati dan wali kota se-Jawa Tengah untuk terus meningkatkan vaksinasi agar tercapai realisasi vaksinasi yang tinggi dan membentuk kekebalan kelompok. “Vaksinasi perlu kita tingkatkan kembali karena yang belum divaksin memang sangat rentan,” tegasnya.
Saat ini, dari data Dinkes Jateng menyebutkan capaian vaksinasi di Jawa Tengah memang masih di angka 45 persen dari target 5,5 juta orang. “Vaksinnya belum cukup, maka kita lakukan koordinasi terus dengan kementerian agar masalah vaksinasi ini bisa menjadi perhatian,” ujarnya.
Pemprov Jateng menjanjikan jika stok vaksin akan bertambah lagi di periode Juli 2021. Sehingga vaksinasi kepada masyarakat umum bisa digenjot lagi. “Tapi sudah dijanjikan kalau bulan Juli stok vaksinnya sudah banyak,” katanya.
Untuk itu, Pemprov Jateng menyediakan sentra vaksinasi di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kompleks Gubernuran Jateng, untuk mendorong upaya percepatan vaksinasi. Ia juga meminta kepada masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meskipun sudah menerima vaksinasi.“Memakai masker harus sangat baik, tidak boleh tidak. Lalu cuci tangan, jaga jarak, dan mobilitas harus ditekan. Di rumah saja untuk meminimalisasi mobilitas,” ujarnya.
Dikatakan, percepatan vaksinasi terus dilakukan. Khususnya, yang sudah masuk ke zona merah. Adapun wilayah yang masuk ke zona merah, yakni Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Semarang, Wonogiri, dan Karanganyar.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) meminta kepada seluruh bupati/wali kota untuk menghabiskan stok vaksin yang sudah tersedia. Yakni, dengan melakukan percepatan vaksinasi di daerah. “Tidak usah menunggu vaksin yang kedua, yang ada sekarang habiskan saja,” kata Gus Yasin – sapaan akrabnya.
Selain membentuk kekebalan kelompok, vaksinasi yang menyasar ke usia-usia rawan juga diprioritaskan. “Usia 50 tahun ke atas atau lansia khususnya yang saat ini harus terus digenjot,” tegasnya.
Ia juga mengatakan, jika sentra vaksinasi di gubernuran bisa dimanfaatkan masyarakat yang berusia di atas 50 tahun. Sehingga ada kolaborasi, pemerintah juga melakukan jemput bola, dan di sisi lain masyarakat tergerak vaksin sendiri.
Menurutnya, meningkatnya kasus Covid-19 di Jateng harus juga disikapi serius oleh semua daerah. “Semua daerah harus bergerak cepat melakukan vaksinasi, jangan hanya yang di red zone saja yang digenjot, namun juga daerah lain,” tandasnya.
Sementara itu, percepatan vaksinasi untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjadi prioritas Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Sebelumnya, sentra vaksinasi sudah dibuka dengan sistem drive thru di Kelenteng Sam Poo Kong, Hendi –sapaannya–berencana menambah empat titik tambahan untuk percepatan ini.
“Saat ini sudah ada di Sam Poo Kong, sentra vaksinasi akan disiapkan di Pedurungan di bekas kantor kecamatan, dan yang digunakan untuk kantor kecamatan sekarang (Kecamatan Pedurungan, Red). Kemudian di Mijen juga di kantor kecamatan, dan bekas kantor kecamatan,” kata Hendi, Selasa (15/6/2021).
Adanya penambahan sentra vaksin di Kota Semarang, menurut Hendi, harapannya program percapatan vaskin bisa lebih optimal untuk menekan kasus Covid-19. Ia juga mengungkapkan, selain menyiapkan sentra vaksin, pihaknya telah menyiapkan tenaga kesehatan yang mampu untuk memvaksin 3 ribu hingga 5 ribu orang per harinya.
“Tenaga kesehatan kita mampu melaksanakan vaksinasi terhadap tiga ribu sampai lima ribu orang. Jadi, yang kita harapkan lebih banyak kiriman vaksin dari pemerintah pusat,”harapnya.
Terkait jumlah warga Semarang yang sudah mendapatkan vaskin, lanjut Hendi, tercatat 520 ribu lebih. Jumlah ini akan bertambah dengan 5 ribu vaksin dari pemerintah provinsi yang akan masuk dalam waktu dekat.
“Kita akan ketambahan lagi 5 ribu vaksin yang bisa untuk 50 ribu orang. Ini akan digunakan untuk masyarakat yang sudah mendaftarkan di aplikasi Dinkes. Saat ini daftar tunggu di aplikasi mencapai 18 ribu orang,”terang Hendi.
Selain itu, ia juga meminta dan mengingatkan agar masyarakat kembali meningkatkan penerapan protokol kesehatan. Pasalnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang menunjukkan seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 berawal dari penurunan kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat.
“Kami sudah mengadakan survei mingguan yang menunjukkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan cenderung menurun. Dari angka 78 persen di minggu-minggu ini menjadi 74 persen. Artinya, pemakaian masker, kerumunan mulai diabaikan oleh masyarakat,” jelasnya.
Karena itu, dirinya meminta masyarakat untuk lebih tegas lagi dalam melaksanakan protokol kesehatan, yaitu menerapkan 5M, serta tidak bepergian, kecuali sifatnya penting dan mendesak. “Sehingga kuncinya dalam situasi seperti ini, saling menjaga diri, keluarga, dan lingkungannya,” tandasnya. (ewb/den/aro)