32 C
Semarang
Sunday, 27 April 2025

Rohmani Wika Hastuningrum, Anggap Napi sebagai Keluarga

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Rohmani Wika Hastuningrum tak pernah menyangka bakal sering bersinggungan dengan narapidana. Namun kemampuannya dalam bela diri pencak silat setidaknya bisa menjadi pelindung dirinya saat bekerja.

Ya, sejak kecil Wika –sapaan akrabnya—memang menekuni beladiri pencak silat. Bahkan, wanita kelahiran Karanganyar ini pernah mewakili daerahnya di kejuaraan Popda tingkat Jawa Tengah.
Saat ini, Wika sudah memakai sabuk biru atau sekelas pelatih. Meski begitu, ia tetap merasa takut saat awal bertugas di Rutan Kelas IIB Batang. Wika menjadi staf kesatuan pengamanan rutan (KPR) sejak 2019.

“Ada rasa takut. Merasa aneh saja ketika pertama ditugaskan di rutan. Karena dulu saya ditugaskan di pemda, jadi saya belum mengenal apa itu rutan, lapas, dan sejenisnya. Sedangan di masyarakat hal tersebut terdengar menakutkan. Sempat overthinking nantinya para napi akan seperti apa? Kepala rutannya juga seperti apa?” ujar Wika kepada RADARSEMARANG.COM.

Namun ternyata ketakutannya itu tak terbukti. Wanita 28 tahun ini merasa bekerja di rutan itu menyenangkan. Tugasnya langsung berhubungan dengan para narapidana, khususnya blok wanita. “Dulu pernah digoda para tahanan pria saat awal masuk sebagai CPNS. Mungkin karena napi juga jarang berinteraksi dengan lawan jenis. Tapi tidak sampai dilecehkan. Paling manggil-manggil saja,” katanya.
Di blok wanita, para tahanan sudah dianggap sebagai saudara, teman, bahkan keluarga. Tidak menganggap mereka sebagai napi. Wika melakukan pendekatan secara pribadi. Saling mengenal, tapi tetap dalam koridor sebagai petugas, dan tidak melanggar aturan.

Banyak kisah para napi yang didapatkan, khususnya alasan mengapa mereka bisa masuk ke rutan. Menurutnya, rata-rata cerita mereka unik. “Kalau di sini walaupun kita lebih muda dari para narapidana, seringkali kita dianggang sebagai ibu mereka, sebagai tempat curhat,” ucapnya.

Salah satu kisah unik yang didapatinya adalah kisab napi bernama Mak Inah. Dia dan suaminya masuk ke tahanan bersamaan, padahal sudah lansia. Keduanya dituduh membawa kabur pacar anaknya. Padahal Mak Inah dan suaminya tidak tahu ketika anaknya membawa pacar ke rumah mereka. Dari peristiwa itu, orang tua si perempuan melaporkan atas tindakan penculikan.

“Saya juga menemukan jodoh di sini. Anak saya masih 15 bulan kadang saya ajak. Tapi saya tetap profesional,” tandasnya. (yan/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya