26 C
Semarang
Wednesday, 18 December 2024

Belajar Kisah Para Sahabat Nabi Muhammad SAW dengan Media Komik

Oleh : Endang Sulistyaningsih, S.Pd.I

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MEMBEKALI anak dengan pendidikan agama sejak dini dapat menjadikan seorang anak tetap kokoh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah terhadap segala godaan perbuatan negatif. Dengan pengetahuan keagamaan yang dimiliki, anak dapat memilah-milah mana yang baik-buruk, benar-salah dalam bergaul dan bersosialisasi. Sekarang ini, banyak anak-anak terutama usia remaja yang belum memahami tentang ilmu pendidikan agama secara utuh sehingga banyak dari mereka kehilangan kontrol diri dalam lingkungan pergaulannya.

Dengan belajar agama dimulai dari tingakt SD akan membawa dampak positif bagi anak, Tujuannya supaya mengurangi bahkan menghindari pergaulan bebas sejak kecil. Hal-hal yang menyebabkan mempelajari agama adalah beban atau sangat sulit diterima oleh peserta didik. Untuk memilih suatu media pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru pada saat melakukan proses belajar mengajar, dapat disesuaikan dengan suatu situasi tertentu. Media pembelajaran yang sesuai dengan materi maka akan dengan mudah diterima oleh siswa, selain itu siswa juga lebih antusias dalam menerima pelajaran.
Langkah penulis adalah menerapkan metode atau media pembelajaran di kelas 6 SDN 03 Sengare Kecamatan Talun. Tepatnya pada materi Kisah Para Sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu mencoba menerapkan media modern. Maka perlu ada perubahan cara membelajarkan siswa agar bisa meningkatkan pemahaman materi. Yaitu dengan menerapkan metode Komik, komik dipandang bermanfaat untuk belajar karena mempunyai nilai seni yang menyenangkan bagi anak-anak. Menurut Cary, komik memotivasi pembaca yang enggan.

Mereka melibatkan siswa dalam format sastra yang merupakan milik mereka. Komik berbicara kepada siswa dengan cara yang mereka pahami dan identifikasi. Langkah-langkah membuat komik antara lain: Pertama, Membuat plot. Plot adalah struktur rangkaian urutan dalam cerita, bagaimana bermula, apa inti cerita dan siapa saja tokoh-tokoh dalam cerita. Kedua, membuat draft dengan pensil, Saat memulai membuat komik, gunakanlah pensil untuk meminimilisasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Buat draft berupa kotak frame, layout halaman, kemudian mulailah menggambar tokoh-tokoh di dalamnya, bagaimana posenya, ekspresinya dan di mana posisi balon kata (dialog) ataupun kotak keterangan narasi. Ketiga, membentuk outline gambar. Rapikan draft gambar pada poin 2 dengan drawing pen, untuk kotak dan bentuk-bentuk persegi lainnya dapat dibantu dirapikan dengan penggaris. Keempat, menghapus draft pensil. Setelah poin 3 selesai, hapus draft pensil saat tintanya kering. Gunakan penghapus pensil yang bagus agar menghapusnya mudah dan hasil hapusannya bersih, karena proses menghapus ini bisa cukup membuat lengan pegal sehingga menjadi tak nyaman untuk melanjutkan proses berikutnya. Kelima, Membuat detil gambar, buat detil gambar, hitamkan rambut (bila berwarna gelap), warna pakaian, rapikan bulu mata, arsir bagian yang gelap dengan memperhatikan efek pencahayaan, bentuk bayangan pose tokoh dan berbagai detil gambar lainnya. Keenam, Melakukan koreksi, terkadang setelah sampai pada gambar detil, baru ditemukan kesalahan-kesalahan gambar. Ketujuh, Menambahkan screen tone, merupakan teknik yang terdapat pada komik dimana tone digunakan untuk mengisi bagian gambar dengan warna gelap dan terang ataupun dengan tekstur. Delapan, Menambahkan dialog. Setelah semua selesai, tahap akhir adalah memasukkan dialog.

Penggunaan media komik pada proses belajar mengajar dapat membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik, mempermudah anak didik mengangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak. Dan dapat mengembangkan minat baca anak karena media yang disediakan berwana dan menarik. (ce4/zal)

Guru PAI SDN 03 Sengare, Kab Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya