RADARSEMARANG.COM, Batang – Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 Kabupaten Batang dirayakan beda. Bupati Wihaji punya program sosial yang ciamik. Yakni, program bedah rumah. Yang menarik, Bupati Wihaji, Wakil Bupati Suyono bersama kepala organisasi perangkat daerah (OPD) ikut nukang. Warga yang beruntung rumahnya dibedah oleh bupati dan wakil bupati adalah Muridun, 50, warga Desa Surjo, Kecamatan Bawang.
Rumah gubuk yang ditempati Muridun dan keluarganya itu sangat memprihatinkan. Bangunan berukuran 1,5 meter kali 10 meter tersebut berdinding papan bekas yang sudah compang-camping. Atap juga bocor saat hujan. Di tempat yang tidak layak itu, Muridun tinggal bersama dua anak, dan dua cucunya.
Setelah dibangun oleh orang nomor satu di Kabupaten Batang itu, Muridun kini bisa tinggal di tempat yang lebih luas. Yaitu, lebar 4 meter dan panjang 10 meter. Bupati bersama jajarannya mengaduk pasir, semen, dan menata batako. Mereka terlihat kompak, bahu-membahu mengerjakan bangunan tersebut.
“Selama ini ada permasalahan rumah tidak layak huni (RTLH) yang tidak bisa di-cover oleh APBD. Pak Muridun termasuk yang belum beruntung. Tidak punya tanah, sehingga tidak bisa di-cover oleh bantuan pemerintah,” kata Wihaji di sela kegiatannya membangun rumah Muridun.
Karena tidak bisa di-cover dengan APBD, pihaknya menginisiasi kegiatan bakti sosial tersebut. Pimpinan OPD terdiri atas kepala dinas, kepala bagian, dan camat ikut terlibat di dalamnya. Uang pribadi dikumpulkan untuk membangun rumah warga. Total uang yang terkumpul mencapai Rp 50 juta. “Membangun rumah sehari sampai dengan selesai. Pantang pulang sebelum rumahnya selesai,” tegasnya.
Menurutnya, kegiatan bedah rumah itu merupakan semangat dalam rangka HUT ke-55. Tidak ada senang-senang, dan berfoya-foya. Arahnya hanya pengabdian dan bakti sosial. “Semua dananya dibelikan material. Termasuk isi barang untuk rumahnya, seperti kursi dan kasurnya akan disiapkan,” terangnya.
Rumah tersebut dibangun di atas tanah milik warga. Bukan milik Muridun. Pemilik tanah sudah sepakat lahannya dipinjamkan. Wihaji pun berharap Muridun tidak lagi bingung merenovasi rumahnya. Tugasnya kini tinggal mencari nafkah untuk menyekolahkan anaknya. “Anak-anaknya masih punya masa depan dan produktif. Jadi, nanti tidak usah ngurus rumah lagi, sehingga bisa menyekolahkan anaknya lagi,” tandas Wihaji.
Sementara itu, Muridun yang merupakan buruh tani terkejut. Ia tidak tahu-menahu kalau rumahnya akan mendapatkan bantuan bedah rumah. Bahkan yang membangunnya adalah bupati bersama jajarannya. “Saya awalnya ndak tahu apa-apa, hanya dimintai KK sama KTP oleh perangkat desa,” ucapnya.
Rumah yang ditempatinya berdiri di tanah milik saudara. Ia sangat berterima kasih atas kepedulian Pemkab Batang yang telah membantu warga yang benar-benar tidak mampu. “Pak Bupati, saya sangat terima kasih atas kepeduliannya terhadap rakyat kecil seperti saya,” katanya haru. (yan/aro)