RADARSEMARANG.COM, SEBELUM pandemi melanda, banyak guru Matematika dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dilakukan guru dengan menjelaskan materi pelajaran dengan lisan di papan tulis atau presentasi menggunakan media powerpoint. Saat pandemi melanda kebiasaan menggunakan media pembelajaran presentasi power point juga masih dilanjutkan. Padahal mata pelajaran Matematika bukanlah mata pelajaran yang dengan gampang dipahami hanya dengan sekedar membaca file presentasi tanpa penjelasan dari guru.
Situasi dan kondisi pada awal-awal pandemi yang juga memperburuk perekonomian orang tua peserta didik membuat sekolah memutuskan untuk tidak mewajibkan guru terus-menerus menggunakan media online meeting untuk pembelajaran karena membutuhkan kuota data yang banyak. Penggunaan media online meeting juga membutuhkan sinyal yang kuat dan perangkat komunikasi yang memadai. Pada akhirnya guru harus pandai-pandai menggunakan media pembelajaran yang hemat kuota dan mudah untuk digunakan baik oleh guru sendiri maupun peserta didik. Namum tetap dapat mengakomodasi proses belajar mengajar dengan lancar dan baik.
Sebagai implementasi kebijakan Kemendikbud dan mengakomodir kondisi peserta didik, pembelajaran Matematika Peminatan pada kelas XII MIPA SMA Negeri 7 Surakarta dilaksanakan secara online dengan menggunakan kolaborasi antara medsos yang digandrungi generasi muda yaitu YouTube dan aplikasi pendidikan yang sudah tak asing lagi yaitu Google Classroom serta menggunakan aplikasi untuk penilaian yaitu Google Form. Kolaborasi ini disingkat “You Go For Class”. Sebenarnya masih banyak aplikasi classroom lain selain Google Classroom, tetapi hampir semua orang saat ini baik guru maupun peserta didik telah memiliki akun Google, jadi kenapa tidak memanfaatkan yang akun yang telah ada untuk pembelajaran, karena hanya dengan satu akun google kita sudah mendapatkan akses masuk ke Google Classroom, Google Form dan YouTube.
Tahapan pembelajaran “You Go For Class” dimulai dengan guru menyiapkan rencana pembelajaran dan materi ajar. Setelah menyiapkan rencana pembelajaran, guru membuat materi ajar berupa rekaman langkah pembelajaran sehingga menghasilkan video dengan audio yang interaktif dan menarik. Video yang direkam dapat diedit menggunakan bantuan aplikasi video editor. Kemudian mengunggahnya di channel YouTube pribadi guru. Jika guru kesulitan dalam membuat dan editing video pembelajaran , guru dapat mengambil link videonya pembelajaran dari channel milik orang lain. Tentu saja alangkah lebih baiknya bagi seorang guru untuk membuat video pembelajarannya sendiri.
Tahap berikutnya adalah membuat penugasan menggunakan Google Form. Soal berupa pilihan ganda ataupun uraian singkat. Kadangkala guru perlu juga menggunakan soal uraian panjang agar mengetahui kemampuan peserta didik dalam tahap-tahap penyelesaian masalah. Selanjutnya guru mengunggah link video dari channel YouTube dan link dari Google Form ke Google Classroom.
Ketika peserta didik mempelajari materi berupa video pembelajaran dan mengerjakan penugasan, guru melakukan monitoring untuk memastikan semua peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru bisa membuka forum interaksi dengan peserta didik melalui fasilitas Forum pada Google Classroom. Lewat forum guru dapat memberikan pertanyaan dan tanggapan atas kesulitan peserta didik dalam memahami materi, maupun saat mengerjakan penugasan baik secara klasikal maupun individual. Tahap selanjutnya peserta didik mengunggah tugas yang telah dikerjakan lewat Google Classroom untuk dinilaikan sesuai tenggat waktu yang tertera di penugasan.
Guru dapat mengoreksi pekerjan peserta didik, membetulkan langkah-langkah pekerjaan peserta didik yang salah dengan cara menuliskannya di pekerjaan peserta didik dalam bentuk file *.pdf di dalam Google Classroom kemudian nilai dan file hasil koreksi dapat dikirim ulang kepada peserta didik. Tahap ini membuat guru dapat menilai kemampuan kognitif dan respon keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran dan menimbulkan rasa diperhatikan oleh guru meskipun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.
Semua aktivitas ini dapat guru lakukan dengan lewat handphone maupun komputer PC dan laptop kapanpun dan dimanapun. Ketiga aplikasi ini juga hemat kuota data, sederhana dan mudah dipelajari dan digunakan bahkan oleh guru yang masih gagap teknologi sekalipun. Apakah para guru disekolah anda sudah menggunakannya? Jika belum, sebaiknya anda coba dan rasakan manfaatnya. (kb4/zal)
Guru SMAN 7 Surakarta