RADARSEMARNG.ID, PEMBELAJARAN tentang pahlawan bagi siswa pada umumnya dan anak Sekolah Dasar (SD) pada khususnya seringkali membuat mereka bosan, jenuh, menjemukan, dan konsentrasi berkurang. Akibatnya, menyebabkan prestasi mereka berkurang. Hal ini terjadi pada siswa kelas V SDN Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan.
Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan. Siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antarmanusia.
Metode bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar, seperti kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, siswa mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah.
Menurut Wahab (2009), bermain peran adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Menurut Mulyono (2012), role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran yang diarahkan untuk mengreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Terdapat tiga aspek bermain peran yaitu, mengambil peran (role playing), membuat peran (role marking), dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. Tawar-menawar peran (role negotitation).
Metode bermain peran dalam proses pembelajaran bertujuan agar siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial atau manusia. Metode pembelajaran bermain peran memiliki tujuan sebagai berikut, memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari, mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran, menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial, menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa, menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi dibalik suatu keinginan.
Terdapat tujuh langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran bermain peran, yaitu menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, memilih peran, menyusun tahap-tahap peran, menyiapkan pengamat, pemeran, diskusi dan evaluasi, serta membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.
Metode pembelajaran bermain peran memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk kelebihannya adalah dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam memori otak, sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis dan antusias, membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan, siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.
Sedangkan kekurangan metode bermain peran adalah memerlukan waktu yang relatif panjang, memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa, kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan tertentu, dan tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Dengan menggunakan metode bermain peran pada pembelajaran mengenal para tokoh kemerdekaan pada kelas V SDN Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan dapat membuat pelajaran menjadi lebih asyik, peserta didik antusias tidak bosan dan pada akhirnya hasil pembelajaran menjadi lebih meningkat. (pg2/ida)
Guru SDN Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan