RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran IPA merupakan merupakan wahana untuk mengembangkan anak untuk berpikir rasional dan ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA diupayakan mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasar hasil analisa terhadap nilai yang diperoleh siswa kelas VI SD Negeri 1 Damarsari Kecamatan Cepiring Kabuapaten Kendal pada mata pelajaran IPA belum mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 70. Hasil ulangan harian awal diperoleh nilai terendah 40 dari nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 66, 96. Dari 34 siswa yang mencapai KKM hanya 15 siswa. Kenyataan ini belum dapat dikatakan tuntas secara klasikal (Batas Tuntas Klasikal 80 %).
Penetapan Pembelajaran Kerja Kelompok merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA khususnya tentang Adaptasi Makhluk Hidup terhadap lingkungannya. Kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar.
Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Ahmad Djauzak (1995:33) mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah metode mengajar untuk membawa siswa-siswa sebagai kelompok dan bersama-sama berusaha untuk memecahkan suatu masalah atau melakukan sesuatu tugas. Kerja kelompok dapat berjangka waktu pendek maupun berjangka waktu panjang dalam hubungannya dengan pengajaran unit. Pada dasarnya kerja kelompok diadakan jika kita ingin agar semua peserta didik memikirkan sesuatu atau mengeluarkan pendapatnya masing-masing.
Belajar kelompok atau kerja kelompok adalah kelompok individu dalam kelas yang mengadakan kerjasama untuk melaksanakan tugas-tugas belajar untuk terciptanya tujuan belajar. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara berkelompok kecil (± 5 orang), bahkan dapat dilengkapi dengan belajar secara klasikal tetapi yang menitikberatkan pada tanya jawab dan diskusi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode kerja kelompok sebagai berikut: (1) Guru membagi tugas kelompok yang berupa pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang. (2) Peserta didik berkelompok mrmbahas dan memecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas, dengan cara memberi kesempatan kepada setiap anggota mengajukan pendapatnya. (3) Dari setiap pendapat yang muncul di kelompok, dikaji secara bersama manakah yang paling tepat, kesimpulan jawaban yangtelah disepakati bersama dicatat oleh penulis. (4) Bila ada persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar anggota, tangguhkan saja untuk dimintakan pendapatnya kepada guru. lanjutkan saja kepada persoalan yang lain. (5) Kesimpulan hasil diskusi dicatat penulis, lalu dilaporkan pada diskusi kelas.
Dengan penerapan pembelajaran dengan kerja kelompok terjadi perilaku kolaboratif antara siswa dalam kelompok, saling membantu dan memberikan materi dalam memecahkan tugas atau kegiatan lain. Secara signifikan dari 34 siswa yang semula reratanya 66,96 dengan tuntas klasikal 44,11 %, setelah menggunakan metode kerja kelompok meningkat reratanya menjadi 90,00 % dengan tuntas klasikal 94,11 %. Awal sebelum menggunakan metode kelompok dari 34 siswa yang mencapai tuntas klasikal hanya 15 siswa, dan sekarang menjadi 32 siswa yang mencapai tuntas klasikal. (lbs1/ton)
Guru SDN 1 Damarsari Kec. Cepiring Kab, Kendal