26 C
Semarang
Monday, 28 April 2025

Menyenangkan Belajar Mengenal Negara-Negara ASEAN dengan Model Make a Macth

Oleh: Sri Rahayu

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Hambatan dalam pembelajaran IPS selama ini, disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode yang menarik dan menyenangkan. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih secara konvensional. Yaitu penyampaian materi pelajaran yang didominasi dengan metode ceramah, pemberian tugas dan suasana pembelajaran yang membosankan serta kurang menarik siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) berdampak pada hasil belajar yang rendah, partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang aktif. Mengingat pentingnya keterlibatan siswa dalam hasil belajar, maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Upaya yang didilakukan guru supaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Suruh pada pelajaran IPS khususnya materi mengenal negara-negara ASEAN ialah dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan, setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang (Tarmizi dalam Novia, 2015 : 12). Model pembelajaran make a match merupakan strategi yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulang materi mengenal negara-negara ASEAN.

Model pembelajaran make a match ini mengacu dengan cara guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan atau permasalahan serta kartu yang berisi jawabannya. Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya. Siswa yang benar mendapat nilai atau reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya seperti babak pertama, kemudian dilakukan penyimpulan dan evaluasi, serta refleksi.

Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan menggunakan model pembelajaran make a match, dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Hisyam Zain, 2008:32). Berdasarkan proses belajar mengajar, peserta didik tampak lebih aktif mencari pasangan kartu jawaban dan kartu soal. Dengan metode mencari kartu ini, peserta didik dapat mengindentifikasi permasalahan yang terdapat didalam kartu yang ditemukan dan menceritakan dengan sederhana dan jelas. Model pembelajaran make a match ini ternyata membawa pengaruh yang besar pada peningkatan prestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Suruh. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dimana semula yang tuntas KKM itu kurang dari 50 persen tetapi setelah menggunakan model pembelajaran make a match yang tuntas KKM meningkat menjadi lebih dari 85 persen karena model pembelajaran make a match ini siswa bisa termotivasi dan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS. Dengan demikian memang terbukti kalau model pembelajaran make a match dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang. (bw1/lis)

Guru SMP Negeri 2 Suruh, Kabupaten Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya