RADARSEMARANG.COM, Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik sering menjadi bahan pembicaraan di kalangan pendidik. Menyadari bahwa pembelajaran menarik memang mampu menstimulan siswa untuk menggali ilmu pengetahuan lebih mendalam, dan membuat siswa riang gembira dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menarik juga yang mampu menciptakan rasa gembira, menjadikan siswa antusias dalam belajar. Meskipun pada penerapannya tidaklah mudah, banyak faktor pendukung untuk mewujudkannya.
Seperti yang dialami penulis saat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), siswa kelas V SD Negeri 01 Bulaksari masih banyak siswa yang malas belajar dan bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini menjadi perhatian penulis sebagai guru PJOK yang terbiasa mengajar outdoor. Ada tantangan tersendiri dalam menciptakan pembelajaran. Penulis menerapkan metode talking stick dalam pembelaran materi bahaya narkoba di kelas V. model pembelajaran ini dipercaya akan seru dan mengasyikkan.
Menurut Riyanto (Taniredja, 2011: 1) Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran”. Sedangkan Ramadhan (2010) mengungkapkan, talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku).
Suprijono (2009: 109) mengungkapkan, metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengungkapkan pendapat. Pada prinsipnya, metode talking stick merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan talking stick. Dalam metode talking stick, hukuman (punishment) dapat diberlakukan. Misalnya, siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Dengan demikian, pembelajaran dengan metode talking stick murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan Oleh karena itu, metode talking stick dapat diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari pada mata pelajaran manapun.
Materi pembelajaran bahaya narkoba memuat kompetensi dasar yang harus dikuasai pada ranah pengetahuan memahami bahaya merokok, minuman keras, dan narkotika, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat berbahaya lainnya terhadap kesehatan tubuh dan ranah keterampilan memaparkan bahaya merokok, meminum minuman keras, dan mengonsumsi narkotika, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat berbahaya lainnya terhadap kesehatan tubuh. Indikator pencapaian pembelajaran bahwa siswa mampu mengidentifikasi bahaya merokok , minuman keras dan narkotika terhadap kesehatan tubuh serta siswa mampu menjelaskan bahaya merokok , minuman keras dan narkotika terhadap kesehatan tubuh.
Langkah–langkah penerapan metode talking stick dalam pembelajaran materi bahaya narkoba di kelas V sebagai berikut, pertama, guru melakukan apersepsi, dan memberi motivasi untuk menyiapkan siswa semangat dalam mempelajari pengetahuan tentang bahaya narkoba, lalu guru menyiapkan sebuah tongkat. Berikutnya, guru menyampaikan materi pokok tentang bahaya merokok dan narkoba bagi kesehatan tubuh. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
Setelah selesai membaca materi pelajaran, siswa diperintahkan untuk menutup buku, kemudian guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya hingga seluruh siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya, kemudian, guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan siswa, lalu, menyimpulkan materi pelajaran. Langkah terakhir, guru memberikan evaluasi dan melakukan refleksi pembelaran untuk mengukur tingkat pemahaman siswa secara menyeluruh dengan menerapkan model pembelajaran talking stick.
Pembelajaran dengan metode talking stick sebagaimana penulis rasakan bahwa model pembelajaran ini mampu menguji kesiapan siswa, mampu melatih siswa membaca dan memahami materi dengan cepat , mampu memacu siswa agar lebih giat belajar (belajar dahulu), dan siswa berani mengungkapkan pendapat. Meskipun terdapat Kekurangan metode talking stick yaitu membuat siswa senam jantung. Kekurangan ini penulis bisa menyikapinya dengan pemberian motivasi untuk lebih bersemangat misalnya yang cepat menjawab dengan benar diberi hadiah. Ini tergantung dari kreativitas guru agar tidak ada rasa khawatir atau ketakutan dalam menjawabnya. (ti2/aro)
Guru PJOK SD Negeri 01 Bulaksari