RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran yang mampu menciptakan kelas yang menyenangkan selalu menjadi harapan kebanyakan guru. Banyak faktor pendukung untuk mewujudkan kelas yang seru diliputi banyak kegembiraan. Hal ini juga dialami oleh penulis pada kelas V (lima) di SD Negeri Kebandungan Bodeh Kabupaten Pemalang masih dijumpai siswa –siswa yang tidak serius, tidak fokus dan kebosanan didalam mengikuti pembelajaran. Penulis menyadari sebagai guru PJOK yang terbiasa melakukan pembelajaran outdoor menerapan pembelajaran materi pemeliharaan diri dari penyakit menular dan tidak menular dengan metode reciprocal teaching.
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif. Menurut Fajarwati (2010:17), reciprocal teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu. Menurut Slavin (2011:14), reciprocal teaching adalah model pengajaran kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan melalui pengajaran dan pemberian contoh, guru menumbuhkan kemampuan meta kognisi terutama untuk meningkatkan kinerja baca siswa yang mempunyai pemahaman buruk.
Langkah-langkah model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pemeliharaan diri pada mata pelajaran PJOK di kelas V sebagai berikut : Pertama, guru menyiapkan materi yang akan dikenai model reciprocal teaching. Materi tersebut diinformasikan kepada siswa, materi konsep pemeliharaan diri. Lalu, siswa mendiskusikan materi tersebut bersama dengan teman satu kelompoknya. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya, guru menunjuk salah satu siswa sebagai wakil dari kelompoknya untuk menjelaskan hasil temuannya di depan kelas. Siswa diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang sedang dibahas yaitu dengan bertanya tentang materi yang masih dianggap sulit sehingga tidak dapat dipecahkan dalam kelompok. Guru juga berkesempatan untuk melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa. Siswa mendapat tugas soal latihan secara individual termasuk soal yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi pengembangan materi tersebut. Langkah terakhir, siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang sedang dibahas.
Penerapan metode ini penulis mendapatkan manfaat di antaranya mengembangkan kreativitas siswa, memupuk kerjasama antarsiswa, menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap, siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri, memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas, melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. Lalu menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang memperhatikan dan dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas. Yang perlu diperhatikan dan disikapi secara kreatif bagi guru, adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak tercapai. (pg1/ton)
Guru PJOK SDN Kebandungan Bodeh Pemalang