RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri. Kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia handal dan mampu berkompetensi.
Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat dan aktivitas siswa. Salah satunya ialah penerapan strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM). Termasuk yang diterapkan di SD Negeri 01 Wiradesa
Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match merupakan strategi pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. Dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk menguasai dan memahami konsep melalui pencarian kartu indeks, dimana kartu indeks terdiri dari dua bagian yaitu kartu soal dan kartu jawaban.
Strategi Index Card Match adalah strategi untuk mengatasi masalah belajar dengan mencocokkan kartu indeks. Dalam tulisan (Silberman 2009:240), “Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran, ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.”
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan nilai-nilai agama Islam yang bersumber dari Alquran dan Hadis yang telah dicontohkan oleh Rasul SAW dalam kehidupan sehari-hari dari segala aspeknya, menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam, yaitu kepribadian yang memiliki nalai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sehingga terbentuk kepribadian yang pari purna ( Insan Kamil ) yang pada akhirnya mendatangkan kebahagian hidup didunia maupun diakhirat kelak.
Ada tiga hal yang menjadi objek tindakan dalam penelitian ini, untuk analisis data yang meliputi : pertama, Input (kondisi awal) yaitu hasil pre test. kedua, Proses (saat berlangsungnya pelaksanaan tindakan), terdiri atas: pengamatan terhadap guru (observing teachers) dalam aktivitas pembelajaran, pengamatan terhadap kelas (observing classromm) yakni manajemen kelas, dan pengamatan terhadap peserta didik (observing student), yakni partisipasi dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran. ketiga, Output (hasil tindakan) berupa respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan metode Index Card Match dan hasil tes formatif setiap siklus dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:
Indikator Keberhasilan dari penerapan Indek Card Match untuk meningkatkan hasil belajar adalah sebagai berikut: Merasa terangsang untuk melaksanakan tugas yang diberikan, Bersemangat terhadap tugas yang dikerjakan, Tergerak untuk selalu belajar, Tergerak untuk selalu melakukan pekerjaan yang sesuai minatnya, Terangsang untuk mewujudkan keinginannya, Melakukan sesuatu karena ada rangsangan, Keinginan untuk selalu menghilangkan kemalasan, Mempunyai keinginan kuat terhadap sesuatu, Mengikuti pembelajaran dengan senang, Tidak merasa jenuh dengan pelajaran, Selalu tak kenal malas dalam belajar, Bertanya untuk mencari tahu, dan indikator yang terakhir adalah Selalu merasa penasaran terhadap sesuatu.
Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match, Menurut Marwan (2012) Menyatakan bahwa kekuranganindex card match adalah sebagai berikut: pertama Guru harus meluangkan waktu yang lebih. kedua Lama untuk membuat persiapan. ketiga Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.
Dengan demikian untuk meningkatkan keberhasilan keaktifan belajar peserta didik dapat dilihat dari aktivitas belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena termotivasi dengan penerapan metode Index Card Match .
Menerapkan strategi dalam setiap pembelajaran merupakan hal yang urgen dalam sebuah usaha meningkatkan pemahaman peserta didik mengerti dan mengamalkan materi yang disampaikan oleh seorang pendidik. Oleh karena itu sebagai insan pendidik kita harus mampu mengembangkan kreatifitas, inovasi pembelajaran, dan mensyukuri hasil apa yang telah kita kerjakan. Manjadda Wajada. (ti1/bas)
Guru PAI SD Negeri 01 Wiradesa