RADARSEMARANG.COM – Bersepeda tidak hanya bikin sehat. Bersepeda juga bisa bikin hubungan antarwarga menjadi lebih rekat. Warga Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang sudah melakukannya.
Komunitas bersepeda di Peterongan pun resmi dibentuk pada 23 Agustus 2020. Namanya Gowes Peterongan Sehat (GPS). Lurah Peterongan Maria Sri Hastuti yang mengukuhkan komunitas ini.
GPS merupakan produk inisiatif warga dalam merespons tren bersepeda di masa pandemi. Mereka ingin bersepeda untuk berolahraga sekaligus bersenang-senang. Keinginan warga disambut positif oleh Maria. Bahkan, Maria lekas membeli sepeda demi bisa ikut gowes bersama.
Kini, anggota GPS sudah 30-an. Mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Mulai dari warga biasa sampai ketua RT maupun ketua RW. Mereka datang dari 8 RW dalam satu wilayah kelurahan.
GPS gowes untuk bersenang-senang di samping berolahraga. GPS melakukan ritus gowes saban Minggu. Titik kumpulnya di kantor kelurahan. Biasanya, sekitar pukul 06.00 WIB mereka sudah berkumpul dan siap melakukan perjalanan.
Terkait rute, Maria bersama warga membagi gowes menjadi dua agenda. Pertama, agenda gowes keliling kelurahan Peterongan. Tujuannya, untuk mendekatkan warga agar lebih saling mengenal. Termasuk mengenal seluk-beluk wilayah kelurahan karena mereka akan masuk ke gang-gang kecil. Rute ini ditempuh GPS satu kali dalam sebulan.
Kedua, agenda gowes ke luar wilayah Peterongan. Sejauh ini, GPS sudah gowes sampai Kota Lama, Sam Poo Kong, Pelabuhan Tanjung Mas, hingga Pantai Marina. Gowes ke luar ini dilakukan dua kali dalam sebulan.
“Sementara satu Minggu yang tersisa dalam sebulan kami gunakan untuk kerja bakti massal. Jadi biar nggak cuma sepeda-sepedaan terus,” kata Maria kepada RADARSEMARANG.COM.
Dari rutinitas gowes yang dilakukan hampi genap tiga bulan, Maria sudah bisa merasakan dampak positif. Menurut Maria, gowes tidak hanya membuat badan sehat. Dengan gowes, hubungan antarwarga Peterongan juga menjadi lebih dekat. Termasuk hubungan warga dengan dirinya. “Akhirnya pas ada jadwal kerja bakti, yang sebelumnya nggak pernah kelihatan jadi kelihatan. Mau ikut. Kerja bakti jadi lebih ramai,” kata dia.
GPS mewadahi kebersamaan warga Peterongan. Pasalnya, saban gowes ada satu wilayah RW yang diberi tugas menjadi titik finis. Sebagai titik finis, RW tersebut bertanggung jawab menyiapkan konsumsi. Oleh karena tugas itu, warga pun berkumpul. PKK juga turut bergerak. “GPS punya uang kas. Saban gowes kami iuran Rp10.000. Nah, sebagian uang kas itu digunakan untuk membantu RW terkait pengadaan konsumsi,” kata Maria.
Saking semangatnya gowes, GPS sudah memiliki jersi. Bahkan, mereka memiliki rencana untuk bikin rompi. Lebih lanjut, kata Maria, GPS berencana gowes ke luar kota usai Pilkada. (cr3/ton/bas)