RADARSEMARANG.COM, Kendal – Klaster Covid-19 di pondok pesantren (ponpes) semakin meluas. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal kembali menemukan klaster ponpes baru. Yakni, Ponpes Roudhotu Usyaqil Quran, Desa Kertosari, Kecamatan Singorojo. Sebelumnya, dua ponpes di Kendal menjadi klaster Covid-19, yakni Ponpes Modern Selamat, Kecamatan Patebon dan Ponpes Muhammadiyah Darul Arqom, Kecamatan Patean.
Kepala Dinas Kesehatan Kendal Ferinando Rad Bonay mengatakan, di Ponpes Roudhotu Usyaqil Quran, tim Satgas Covid-19 Kendal menemukan ada 26 santri terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu diketahui setelah Tim Satgas Covid-19 Kendal melakukan swab test kepada seluruh santri.
“Awalnya ditemukan ada satu orang santri meninggal akibat Covid-19. Santri tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Permata Medika, Ngaliyan, Kota Semarang,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (29/9/2020).
Setelah diketahui positif Covid-19, tim Satgas Covid-19 Kendal turun melakukan swab test kepada 73 dari 95 santri Ponpes Roudhotu Usyaqil Quran. “Dari 73 santri itu, sebanyak 26 orang santri dinyatakan positif,” tuturnya.
Sedangkan 22 santri sisanya, dilakukan swab test susulan. Namun hasilnya belum keluar. Kemungkinan Rabu (30/9/2020) hari ini, hasil secara keseluruhan sudah keluar. “Swab test juga kami lakukan kepada pengasuh berikut seluruh keluarga pengasuh ponpes tersebut,” jelasnya.
Sebanyak 26 santri yang dinyatakan positif saat ini menjalani perawatan dengan isolasi mandiri (isman) di ponpes tersebut. Pihak ponpes juga mulai memulangkan beberapa santri yang sudah dinyatakan negatif. Sedangkan santri positif dilarang untuk pulang atau meninggalkan pondok. Mereka harus melakukan isolasi sampai sembuh, baru diizinkan pulang. “Kalau dipulangkan sekarang, bisa-bisa malah menulari keluarganya di rumah,” tandasnya.
Selain klaster baru di Ponpes Roudhotu Usyaqil Quran, Dinkes Kendal juga menemukan adanya penambahan jumlah positif Covid-19. Yakni, penambahan 18 santri positif di klaster Ponpes Muhammadiyah Darul Arqom. “Total sekarang ada 42 santri yang positif,” jelasnya.
Sedangkan untuk Pondok Modern Selamat, ada 13 santri yang positif. Keseluruhannya menjalani perawatan di RS Darurat Covid-19. “Untuk klaster di Polres Kendal, ada 16 anggota yang positif,” tambahnya.
Secara keseluruhan total kasus Covid-19 di Kendal ada sebanyak 987 kasus. Rinciannya, 622 pasien sembuh, 316 pasien dirawat, dan 49 pasien meninggal.
Direktur RSDC Kendal dr Budi Mulyono mengatakan, tren yang sedang marak saat ini adalah banyak pasien yang tidak mengalami gejala. “Mereka yang tidak bergejala kami minta isman, sedangkan yang mengalami gejala ringan perawatan di RS Darurat Covid-19 Kendal dan gejala berat di RS umum,” katanya.
Untuk kapasitas ruang isolasi di RSDC Kendal, lanjut dr Budi, kini hanya menyisakan tujuan ruang kamar. Saat ini, ada 35 pasien yang menjalani isolasi di RS Darurat Covid-19. “Kapasitas ruang isolasi di RSDC Kendal 42 ruangan. Kemarin, ada 37 pasien dan pulang dua orang. Jadi, tinggal 35 orang yang menjalani isolasi di RSDC,” tuturnya.
Sementara itu, semua ponpes yang menjadi klaster Covid–19 akan di-lockdown. Pihak pengasuh ponpes juga diminta untuk tidak memulangkan santri mereka yang terpapar.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, jika dalam hal ini semua pengasuh ponpes tersebut untuk segera berkoordinasi dengan gugus tugas setempat. “Kami sekarang mengawasi pergerakan-pergerakan ini. Kami harap pondok pesantren yang terpapar segera berkoordinasi dengan gugus tugas,” kata Gus Yasin – sapaan akrabnya, Selasa (29/9/2020).
Seperti diketahui, beberapa ponpes di Kabupaten Batang, Kendal, Kebumen, Banyumas, dan Pekalongan melaporkan diri jika santrinya terpapar Covid –19. Sejumlah ponpes di wilayah tersebut menjadi klaster baru.
Dengan tidak dipulangkan para santri di ponpes yang menjadi klaster tersebut, akan meminimalkan penyebaran Covid–19 di kampung halaman mereka. “Tahan dulu, jangan dipulangkan begitu saja. Laporkan ke kami, kami akan bantu apa yang diperlukan pondok pesantren dalam rangka penanganan ini,” tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada pengelola ponpes yang menjadi klaster Covid-19 itu, untuk menghentikan semua kegiatannya. “Meski begitu, tidak boleh ditutup terus santri dipulangkan,” jelasnya.
Pihaknya juga masih mengevaluasi dan mendalami klaster-klaster di ponpes sejumlah wilayah tersebut. Bagaimana pola penyebarannya. Pemprov Jateng juga belum bisa memutuskan apakah akan menutup semua kegiatan ponpes di Jateng atau tidak.
“Kami evaluasi dulu, sementara ini memang kegiatannya kami berhentikan dulu, tapi tidak kita tutup dan santrinya dipulangkan,” katanya.
Namun Pemprov Jateng akan ikut menerjunkan tim untuk melakukan tracing dan treatment di wilayah-wilayah tersebut. Dengan siapa santri yang sudah terpapar tersebut kontak sebelumnya.
“Dari Kebumen dan Banyumas sudah telepon kami, minta bantuan di antaranya tempat isolasi. Sudah kami bantu untuk pemenuhannya, termasuk tindakan lain dalam rangka penanganannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, jika tracing dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid – 19 di sekitar lokasi ponpes. “Tentu mereka (santri) yang terpapar sebelumnya sudah kontak dengan orang-orang di luar ponpes,” katanya.
Namun ketika ditanya soal jumlah santri yang terpapar, Yulianto belum menyebutkan angka secara pasti. “Ini semua laporan baru kita tampung dan masih kami evaluasi,” ujarnya. (bud/ewb/aro/bas)