26 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Asyiknya Menulis Teks Deskripsi melalui Field Trip

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MODEL pembelajaran yang kurang tepat akan menyebabkan kurangnya pemahaman materi dalam kompetensi dasar menulis teks. Hal tersebut juga menjadi pemicu siswa merasa bosan dan melakukan aktivitas di luar skenario pembelajaran. Permasalahan tersebut sering dihadapi oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Lalu guru membuat strategi bagaimana menentukan metode atau model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam menyampaikan materi.

Sampai saat ini, pembelajaran yang efektif belum terjadi secara maksimal, khususnya di kelas VII SMP Negeri 20 Semarang. Pembelajaran masih menggunakan pengajaran yang konvesional, yaitu guru menyampaikan pelajaran, siswa mendengarkan atau mencatat dengan sistem evaluasi yang mengutamakan kemampuan menjawab pertanyaan, hafalan atau kemampuan verbal lainnya.

Pembelajaran yang demikian tidak tercipta suasana yang kondusif karena siswa sulit dikondisikan dan situasi tersebut dapat mengganggu konsentrasi siswa yang lain. Bila siswa sulit dikondisikan , maka siswa kurang termotivasi dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tersebut menjadi tidak menyenangkan.

Menurut Indrawati dan Wawan Setiawan (2009:24) pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.
Maka, salah satu metode yang dapat menjadi alternatif bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang rileks dan mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran menulis teks deskripsi adalah field trip.

Metode field trip dapat diartikan sebagai karya wisata merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan, di mana siswa diharuskan belajar di luar kelas atau outdoor. Bukan sekadar keluar kelas lalu belajar, tetapi dalam field trip siswa diajak untuk melihat dan mengamati onjek yang dipelajari secara langsung.Rusyan dalam Abimanyu (2008:7.6) menambahkan bahwa walaupun karya wisata banyak unsur nonakademisnya, tetapi tujuan pendidikan dapat pula tercapai terutama mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti tempat yang memiliki situs bersejarah, museum, peternakan atau pertanian (agro wisata) dan sebagainya.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menulis teks deskripsi siswa SMP Negeri 20 Semarang dilaksanakan melalui metode field trip.Siswa diajak langsung ke tempat wisata di Semarang (Museum Ranggawarsita). Selama di sana siswa diberi penjelasan secara detail dengan mengelilingi bangunan museum Ranggawarsita bersejarah yang terdiri dari 4 gedung yang masing-masing menceritakan sejarah yang berbeda.Ketika mendapat penjelasan, siswa harus mencatat apa yang mereka lihat. Siswa disarankan pula merekam penjelasan atau memfoto objek yang dilihat sebagai bahan untuk menulis teks deskripsi. Siswa sangat bersemangat pada kegiatan ini. Mereka sangat aktif mencari informasi tentang obyek yang akan ditulis.

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode feild trip tersebut terjadi peningkatan pemahaman siswa mengenai materi menulis teks deskripsi. Mereka secara runtut dapat menyampaikan pendeskripsiaan objek melalui kegiatan presentasi di kelas. Ternyata pembelajaran dengan metode feild trip sangat efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga tercapai kompetensi dasar menulis teks deskripsi. (ips2/zal)

Guru Bahasa Indonesia SMPN 20 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya