RADARSEMARANG.COM, Tingginya risiko penularan Covid-19 melalui pemeriksaan kesehatan gigi membuat Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) mengeluarkan aturan ketat, yakni soal pembatasan pelayanan praktik dokter gigi di seluruh Indonesia. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Puput Puspitasari dengan dokter gigi RS ‘Aisyiyah Muntilan Kabupaten Magelang, drg Yessi Idha Martha.
Apakah betul pelayanan gigi selama pandemi Covid-19 dibatasi ?
Betul. Beberapa tindakan estetika gigi sebaiknya ditunda di tengah pandemi Covid-19. Seperti scaling atau pembersihan plak dan karang pada gigi. Namun untuk tindakan cabut gigi, dan penambalan gigi berlubang boleh dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol keselamatan sesuai arahan PB PDGI.
Kenapa dibatasi?
Alasannya karena beberapa alat dan tindakan kedokteran gigi menimbulkan aerosol. Contohnya seperti alat ultrasonic scaller dan alat bor yang menghasilkan getaran dan angin, sehingga memungkinkan terjadinya sebaran droplet dari kelenjar ludah pasien ke arah luar.
Karena saat melakukan tindakan, kami (dokter gigi, Red) paling dekat dengan pasien. Jarak mulut dan hidung pasien dengan kami sekitar 15 sentimeter. Jadi droplet-nya bisa kemana-mana, karena itu banyak tindakan gigi yang dibatasi.
Lalu, pemeriksaan apa saja yang dilayani ?
Pelayanan bagi pasien yang mengalami kegawatdaruratan gigi. Misalnya sakit gigi yang tidak tertahan, gusi bengkak, cabut gigi, maupun pendarahan gusi yang sulit dihentikan.
Kapan pelayanan pemeriksaan gigi kembali normal ?
Menunggu arahan dari PB PDGI.
Apa tips untuk masyarakat terkait perawatan gigi ?
Selama pandemi Covid-19, masyarakat tetap wajib menjaga kesehatan gigi selama di rumah. Diantaranya rajin mengosok gigi pagi dan malam hari menjelang tidur, minum air putih, bisa juga konsumsi multivitamin. Lalu bisa menambah perawatan dengan pemakaian benang gigi dan obat kumur. Tapi apabila ada keluhan yang sudah benar-benar tidak tertahan, silakan ke dokter gigi. (*/ton)
