27 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Diklaim Pertama di Dunia, Dilengkapi Sensor dan Kamera

Dosen Universitas PGRI Semarang Ciptakan Ventilator Berbasis IoT

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Merebaknya penyebaran virus Covid-19 di dunia membuat masyarakat lebih berhati-hati dan waspada. Tidak terkecuali tenaga medis yang rentan menjadi korban tepapar virus ini. Melihat ganasnya penyeberan virus korona, dosen dan mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menciptakan ventilator atau alat pernafasan berbasis IoT (Internet of Things). Seperti apa?

ADENNYAR WYCAKSONO, Radar Semarang

KASUS terpaparnya puluhan tenaga medis di RSUP Dr Kariadi karena virus korona, membuat para tenaga medis ini harus melakukan isolasi secara mandiri di Hotel Kesambi Hijau. Sebelumnya, bahkan ada pula dokter dan perawat yang meregang nyawa karena ganasnya virus yang kali pertama muncul di Wuhan, Tiongkok ini.

“Inspirasinya, karena banyak tenaga medis menjadi korban. Selanjutnya, saya dan beberapa mahasiswa Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang tergerak untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi tenaga medis,” kata Kepala Program Studi Teknik Mesin Upgris Aan Burhanudin, kemarin.

Maka, terciptalah ventilator atau alat bantu pernafasan berbasis Internet of Things (IoT). Dalam membuat ventilator itu, Aan dibantu oleh Muchamad Malik yang ahli di bidang mekatronika dan robotika, serta tiga mahasiswa Teknik Mesin UPGRIS, yaitu Iffan Bayu Setyono, Kukuh Wahyu Hidayat dan Ilham Sabil Mubarok

Proses pembuatan alat tersebut diselesaikan dalam waktu kurang lebih tujuh hari di laboratorium. “Agar bisa dibuat dengan cepat, anggota tim memiliki tugas yang berbeda. Ada yang mendesain mekanis. Ada pula desain elektronis dan desain perangkat lunaknya,” tutur Aan.

Aan menambahkan, hasil desain tersebut dilakukan beberapa kali revisi, sehingga menghasilkan alat bantu pernafasan yang dapat berfungsi dengan baik, aman, akurat dan presisi. Ventilator ini memiliki sensor tekanan oksigen, sensor aliran oksigen, sensor detak jantung, dan sensor suhu yang dapat mengatur tekanan dan aliran oksigen secara otomatis. “Settingannya otomatis sesuai dengan settingan dokter, sehingga menjaga kestabilan alat bantu pernafasan dan menjadikan pasien lebih merasa aman,”katanya.

Alat bantu pernafasan ciptaannya tersebut dapat bekerja secara efektif dan lebih aman. Karena mengurangi kontak langsung antara pasien Covid-19 dengan tenaga medis, sehingga keamanan tenaga medis dapat terjamin. “Sehingga dengan adanya produk ini, sedikit mampu menjawab permasalahan penanganan pasien korona secara baik,” tuturnya.

Selain itu, ventilator buatanya dilengkapi dengan sensor-sensor yang canggih. Alat bantu pernafasan tersebut juga dapat dipantau dengan menggunakan kamera dua arah, dan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan jaringan internet.

“Data – data medis pasien akan tersimpan ke dalam data base secara otomatis. Dengan alat ini, dokter bisa menganalisa kesehatan pasien dengan melihat tren data yang ada. Sehingga bisa memprediksi hal apa saja kemungkinan yang akan terjadi terhadap pasien,” jelasnya.

Rektor UPGRIS Dr Muhdi mengatakan, ventilator temuan dari UPGRIS ini secara data melalui jurnal internasional bahwa ventilator berbasis IoT yang terintegrasi dengan big data yang dibuat Aan, dan tim merupakan produk pertama di dunia. “Tentu sangat bangga, karena dengan penititian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan bisa ditemukan alat yang membantu tim medis,” jelasnya.

Muhdi menjelaskan, ke depan akan ada dukungan baik dari bidang kesehatan sebagai pengguna untuk ikut melakukan pengujian klinis. Pemerintah sebagai pemangku kepentingan dapat memberikan arahan maupun swasta untuk ikut mengembangkan alat tersebut dengan baik. “Rencananya alat ini akan kami sumbangkan ke rumah sakit rujukan virus korona di Semarang,” katanya. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya