31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Jalani Isolasi Mandiri, Usir Bosan dengan Nonton Drama

Kisah Nunki Herawati, Diduga Tertular Covid-19 melalui Uang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Penularan Covid-19 selain dari droplet yang didapat dari kontak langsung dengan penderita, juga menular melalui tempat maupun benda. Ini seperti yang dialami Nunki Herawati. Ibu rumah tangga ini diduga tertular Covid-19 melalui uang.


IDA FADILAH, Radar Semarang

VIRUS Covid-19 menyerang siapa saja. Anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua. Virus ini juga tak mengenal tempat. Bisa di transportasi umum, rumah sakit, pasar, terminal, taman, dan sebagainya. Imbauan tetap di rumah saja, ternyata masih berpotensi tertular virus yang menyerang paru-paru ini. Seperti yang dialami Nunki Herawati, warga Perumahan Ayodya Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.

Wanita 34 tahun ini menceritakan, ia diduga tertular Covid-19 saat belanja di tukang sayur keliling di sekitar rumahnya. Saat itu, wanita yang tengah hamil itu mendapat uang kembalian saat membayar belanjaannya. Diduga, virus Covid-19 menempel di uang tersebut. Dan, secara tidak sengaja, tangannya yang sudah terkena virus mengenai mulut atau hidungnya.

“Saya sebenarnya tak pernah keluar rumah. Keluar hanya saat belanja di tukang sayur keliling. Besar kemungkinan, saya tertular melalui uang dan barang belanjaan itu,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Diceritakan Nunki, ia mengalami gejala awal batuk dan pilek. Setelah hari ke-4, ia mengalami sesak nafas. Saat minum air putih hangat sesaknya hilang, beberapa saat kemudian timbul lagi. Suhu tubuhnya 37,9 derajat Celsius. Ia kemudian minum obat sirup penurun demam dan beristirahat. Keesokan harinya, suhu tubuhnya naik menjadi 38, 3 derajat Celsius.

Saat itu, virus Covid-19 belum begitu booming. Bahkan sekolah belum diliburkan. Imbauan pemerintah untuk tetap di rumah belum digencarkan seperti sekarang. Meski begitu, sebagai ibu rumah tangga, ia memang jarang keluar rumah. Rutinitasnya hanya berbelanja di tukang sayur keliling. Karena tanggap, ia menduga dirinya tertular melalui media uang atau bahan belanjaan.

“Saya tidak mengatakan saya tertular dari tukang sayur. Hanya saja mungkin dari transaksi ketika saya berbelanja karena virus kan bisa berasal dari uang dan barang belanjaan. Kesalahan saya saat itu, saya tidak langsung mencuci tangan,” ujar ibu dua anak ini.

Ia lantas mengisolasi diri di rumah sejak awal gejala ketika dinyatakan positif Covid-19 oleh dokter RSUP Dr Kariadi pada 30 Maret. Ia memang disarankan untuk isolasi mandiri, namun tidak di rumah sakit. Sebab, kondisinya saat itu sudah membaik. Terlebih ia tengah hamil yang pasti akan lebih terjaga dan tidak banyak terkontaminasi dengan pasien lain jika menjalani isolasi di rumah. Selain itu, tinggal di rumah sendiri secara psikologis lebih tenang, sehingga tidak menurunkan daya imunitasnya.

Sejak mengalami gejala pertama, Nunki sudah curiga dirinya terkena Covid-19. Sehingga ketika dinyatakan positif, dia tidak begitu kaget. “Apalagi gejala yang ada hanya batuk dan memang muncul nyeri, tapi demam dan sesak tidak ada. Makanya gak terlalu kaget, ya karena sudah menduga dan gejalanya ringan,” tambah wanita yang kini kehamilannya memasuki bulan kelima ini.

Meski begitu, ia tak mau meremehkan. Ia cepat mengambil tindakan untuk isolasi mandiri karena takut lalai. Ia tak ingin keluarganya tertular. “Sebelum ada virus Covid-19 ini, kan boro-boro pakai masker, mencium dan memeluk anak biasa saja,” ucapnya.

Selama menjalani isolasi, ia menghindari baca artikel apapun tentang Covid-19 untuk menghindari kepanikan dan rasa takut yang menyebabkan imunitasnya drop. Baginya, yang dibutuhkan adalah daya tahan tubuh harus baik, dan pentingnya menjaga pikiran serta ketenangan hati.

“Dan Alhamdulillah tetangga men-support. Saya tidak merasa didiskriminasi, dan saya merasa bersyukur berada di tengah-tengah mereka. Apa yang mereka lakukan sangat membuat saya semangat untuk sembuh. Selama isolasi, banyak yang mengirim makan dan suami bisa mengurus sendiri. Sama tetangga, saya diberi bahan pokok seperti telur dan beras. Karena kan tidak mungkin saya keluar rumah,” jelasnya.

Karena tidak memiliki pembantu, ia sangat bersyukur suaminya bisa menggantikan perannya sebagai ibu rumah tangga. Praktis, saat dirinya sakit, sang suami yang mengurus anak dan kondisi rumah.

Sedihnya, meskipun berada di satu rumah, ia tak bisa berkomunikasi dengan anak dan suami. Nunki hanya bisa melihat dan mendengar keluarganya haha hihi dan bermain lari-larian. Baginya, sakitnya tidak seberapa dibanding rasa rindunya. Meski sedih tak bisa berkomunikasi dengan ibunya, anak-anak Nunki sudah diberikan informasi bahwa kejadian virus ini menelan banyak korban jiwa.

“Mereka bisa mengira-ngira ini sesuatu yang tak bisa dianggap enteng, tapi juga tidak perlu panik. Ketika tahu ibunya positif, mereka lebih tenang. Dan mereka memahami jika kontak dengan saya akan tertular. Saya bilang sabar ya belum dinyatakan negatif,” terangnya.

Selain rutin berjemur dan memakai masker, ia mengonsumsi vitamin C dan E. Nunki juga rajin minum air lemon hangat plus madu 2-3 kali dalam sehari. Tidak lupa mengonsumsi empon-empon, jahe, sereh, dan kencur.

Begitu pula ketika ia keluar kamar untuk ke kamar mandi. Usai menggunakannya, ia langsung membersihkan semua benda yang disentuh. Seperti gagang pintu, shower, dan peralatan lainnya. Selama melakukan isolasi di kamar, selain beribadah, Nunki mengusir bosan dengan menonton drama Korea.

“Selain ibadah ya saya nonton drama Korea. Hiburannya ya itu, saya sudah menamatkan banyak drama. Saya sampai menonton drama Goblin ulang, haha,” ujarnya sambil tertawa.

Saat ini, ia masih menunggu hasil swab test keempat yang dilakukan pada Selasa (14/4) lalu. “Terakhir test saya masih dinyatakan abu-abu. Antara positif nggak, negatif juga belum. Jadi, perlu dilakukan swab test lagi,” katanya.

Ia berpesan kepada masyarakat bisa belajar dari kesalahannya. Meskipun sudah di rumah, harus tetap waspada. Tidak boleh panik dan takut, serta tidak boleh meremehkan virus ini. Terkhusus bagi anak muda yang masih sering nongkrong, jangan hanya karena memiliki imun bagus lantas lalai. Karena bisa saja, memiliki gejala tapi tidak terasa alias OTG (orang tanpa gejala) yang tahu-tahu positif Covid-19. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya