RADARSEMARANG.COM, Pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah banyak yang mandek karena merebaknya virus covid-19 atau korona. Padahal kondisi jalan raya mulai banyak yang rusak dan memasuki musim mudik-balik Lebaran 2020. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Miftahul A’la dengan Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso ST M.Si.
Bagaimana pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah saat ini?
Banyak keluhan masyarakat yang masuk, rata-rata melaporkan beberapa ruas jalan di Jawa Tengah yang mulai rusak. Jalan yang awalnya mulus mulai berlubang. Sedangkan yang berlubang semakin membesar. Hal ini karena musim hujan masih terjadi, anggaran pemerintah masih terfokus dalam penanganan covid-19.
Sebenarnya tahun 2020 ada sekitar Rp 1,5 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah. Tetapi anggaran belum bisa dimaksimalkan semua. Bahkan ada beberapa program pembangunan yang terpaksa dihentikan sementara. Satu sisi musim hujan, menyebabkan jalan rusak semakin parah. Tetapi secara keseluruhan, kondisi infrastruktur jalan masih tetap aman untuk digunakan.
Banyak program pembangunan infrastruktur yang dihentikan sementara, titik mana saja?
Pembangunan infrastruktur memang sementara banyak yang mandek, karena kasus virus korona. Selain itu ada beberapa ruas program pembangunan yang baru mulai masuk lelang sehingga belum jalan. Misalnya Jalan Grobogan-Blora, Karanganyar-Wonogiri, Semarang-Magelang, Pemalang-Purbalingga serta beberapa titik yang terpaksa tidak dikerjakan. Padahal jalur tersebut masuk dalam proyek peningkatan jalan.
Kondisi tersebut diakui atau tidak, semakin membuat kerusakan jalan bertambah parah. Apalagi jalanan yang tahun sebelumnya masih belum mendapatkan jatah pembangunan sehingga kondisinya kian rusak berat.
Pembangunan infrastruktur mandek, dampaknya terhadao masyarakat?
Sejauh ini kondisi infrastruktur masih tetap aman untuk dilalui. Meski ada beberapa titik yang membutuhkan perhatian serius. Kondisi infrastruktur sangat urgen dan harus tetap menjadi perhatian bersama. Meski di tengah kondisi virus covid-19 banyak anggaran yang dialihkan.
Ada Rp 200 miliar yang sudah dialihkan. Saya kira tidak akan berdampak besar untuk infrastruktur Jateng. Meski begitu, perlu upaya sistemis agar pembangunan tetap bisa berjalan sehingga kerusakan jalan tidak semakin parah. Selain itu, perlu diingat bahwa sekarang sudah memasuki musim arus mudik-balik 2020. Meski ada anjuran untuk tidak mudik, tetap saja pembangunan infrastruktur harus diperhatikan. Terutama pengawasan dan pemetaan titik mana saja yang mendesak untuk segera ditangani.
Apa yang harus dilakukan Pemprov Jateng menyikapi kondisi infrastruktur sekarang?
Sebenarnya pembangunan infrastruktur harus berjalan sesuai rencana. Tetapi karena kondisi darurat, akhirnya sedikit terbengkalai. Hanya saja, Pemprov Jateng tetap harus memikirkan solusi jangka pendek agar kenyamanan masyarakat tetap utama. Ketika kondisi jalan rusak, otomatis masyarakat mengeluh dan berdampak pada ekonomi.
Saya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait. Jika memang sekarang mandek sementara harus dilakukan antisipasi lain. Salah satunya dengan tetap menjalankan program pemeliharaan jalan. Jika memang diperlukan, anggaran pemeliharaan bisa ditambah lagi sehingga semakin banyak jalan yang dilakukan pemeliharaan. Memang hasilnya tidak sebagus pembangunan langsung, tetapi paling tidak bisa tetap mempertahankan kondisi jalan agar nyaman dan aman dilalui. Masyarakatpun tidak mengaluh dan roda perekonomian tetap berjalan. (*/ida)