RADARSEMARANG.COM – Medan terjal dan menanjak menjadi tantangan tersendiri bagi trail runner. Pecinta lari plus hiking. Selain menjaga kebugaran badan, trail run juga menjadikan pikiran fresh. Sebab, hijaunya pepohonan menjadi pemandangan selama kita berlari. Di Semarang salah satu komunitasnya bernama Bocah Playon Gunung (BPG).
Trail run adalah olahraga lari dengan menyusuri daerah pegunungan, hutan, perbukitan dengan medan yang tidak biasa.”Secara garis besar, trail run sama dengan olahraga lari, hanya saja medannya berupa trek hiking,” ungkap trail runner Vita Mahaswari, yang tergabung dalam BPG.
Trek menyesuaikan dengan terjalnya medan yang dilalui. “Pertama kali saya mencoba di Gunung Slamet. Setelah itu Gunung Lawu dan Merbabu masing-masing dua kali,” cerita Vita.
Olahraga yang ditekuninya sejak 2015 tersebut memiliki banyak manfaat. Menurutnya, trail run menjaga tubuh dan pikiran tetap fresh dan meningkatkan sistem imun.”Melatih jantung agar bekerja lebih baik. Medan yang terjal dan berbatu membuat otot jantung akan bekerja lebih keras,” ungkap Vita.
Saat melewati medan perbukitan, membuat kerja otot paha lebih banyak. Terutama saat berlari menuruni bukit. Lari dan squats sekaligus didapatkan dari trail run. “Membakar kalori lebih banyak 10 persen dibanding lari road,” ujarnya.
Menurutnya, trail run harus dengan persiapan matang. Asupan nutrisi harus dipenuhi dan istirahat yang cukup. “Menjelang race, kurang lebih persiapan 6-8 minggu. Bahaya tidaknya, tergantung dari kesiapan kita,” ujar Vita.
Beberapa jenis latihan bisa dilakukan antara lain, core, interval, easy run, tempo run dan rest. “Tentunya akan menunjang target yang dicapai. Aman dalam race,”jelasnya.
Selain sebagai olahraga, trail run perlahan menjadi rutinitas dengan beragam manfaat. “Lari olahraga yang sangat diminati. Terlihat dari banyaknya race dengan jumlah peserta yang banyak,” tandasnya. (avi/zal/bas)