27 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Ajak Anak Kurangi Gadget, Rasakan Hidup Primitif Leluhur

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, – Memasuki 2020, promosi dan daya tarik wisata Kota Semarang semakin berkembang. Salah satu potensi wisata yang sedang gencar dipromosikan di media sosial adalah Omah Pang di Kelurahan Nongkosawit. Yakni, rumah yang dibuat dari ranting kayu jati. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Alvi Nur Jannah dengan Penggagas Omah Pang dan Penggiat Budaya di Nongkosawit, Warsono.(Alvi Nur Jannah/RADARSEMARANG.COM).

Omah Pang ini, sebenarnya rumah seperti apa?
Omah Pang dibuat Januari 2019. Omah Pang ini salah satu prototip rumah Jawa primitif. Saat itu, wong Jowo masih hidup berpindah-pindah, hidupnya berburu ubi-ubian sebagai makanannya. Setelah bahan makanannya habis, mereka baru menetap di hutan. Pada zaman dahulu, belum ada alat-alat pertukangan. Jadi, rumah sebagai tempat mereka menetap terbuat dari ranting kayu jati. Mereka memanfaatkan alam sebagai rumah tinggal.
Bisa digambarkan suasana rumah Jawa primitif zaman dahulu?
Ranting-ranting dirancang oleh warga RW 5 Kelurahan Nongkosawi sebagai tempat berkumpul sekaligus taman budaya warga. Bentuknya mirip rumah pohon depannya ada tangga dari ranting kayu jati. Rumah utama ada pawon yang fungsinya untuk memasak dan mengusir nyamuk. Zaman dahulu belum ada obat, mereka hanya memanfaatkan asap dan api. Untuk mengusir hewan melata, seperti ular dan kalajengking cukup gunakan abu.
Mengapa memilih unsur rumah?
Kata “Pang” yaitu panggonan atau tempat. Khususnya, tempat bagi anak-anak untuk melestarikan seni budaya. Zaman sudah modern, saya inginnya membuat sebuah tempat yang fungsinya untuk berkumpul dan berinteraksi. Di sekitar sini, kami tempel berupa ajakan dan imbauan khusus anak-anak untuk mengurangi penggunaan gadget. Sebetulnya, agar anak-anak lebih merasakan suasana pada masa primitif dulu. Permainan anak tempo dulu juga kami sediakan, seperti egrang, panggalan, bakiyak berantai, ulo-ulo, blarak sempal dan lain-lain. Sekarang, anak juga perlu bersentuhan kembali dengan alam dan lingkungan.
Bagaimana mempromosikan Omah Pang?
Kami ada media promosi di Instagram dan sedikit demi sedikit sudah dikenal masyarakat. Dari situ, Omah Pang pernah menerima kunjungan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Selain tempat, ada juga hasil karya wayang yang terbuat dari sisa tali bambu. Namanya wayang ringut, wayang itu selalu dikenalkan pada setia pengunjung yang datang ke Omah Pang.
Perhatian pemerintah terhadap Omah Pang sejauh mana?
Tentunya dukungan baik materi dan promosi dari Pemkot Semarang sangat kami butuhkan. Terutama akses ke lokasi. Fasilitas seperti gapura selamat datang, akses tracking, ada juga Curug Lemah Tukung yang akses jalannya harus dipikirikan. Curug Lemah Tukung yang bisa dilalui 3-4 bus karena hanya 500 meter dari jalan. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya