RADARSEMARANG.COM, DEMAK – Forum Komunikasi Ulama Umara (FKUU) mengikrarkan diri dalam pemberantasan penyakit sosial di masyarakat. Hal ini sesuai dengan peran penting ulama dan umara dalam menjaga ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian disampaikan Asisten Administrasi Setda Demak, Hadi Waluyo dalam kegiatan FKUU di Ponpes Al Islah, Kampung Sempalwadak, Kecamatan Demak Kota.
Hadi menyampaikan, salah satu bentuk penyakit sosial yang menjadi perhatian serius adalah terus meningkatnya penderita HIV AIDS di Kota Wali. Para penderita biasanya mengalami pengucilan dari lingkungannya. “Tentu hal itu tidak kita kehendaki. Maka, kita berharap para pengasuh ponpes, para alim ulama, dan seluruh masyarakat untuk berperan aktif mensosialisasikan bahaya pergaulan bebas, termasuk HIV AIDS ini. Peran aktif kita semua sangat dibutuhkan di tengah masyarakat terutama dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak untuk menjauhi pergaulan bebas dan kenakalan remaja,” katanya.
Menurutnya, beragam sosialisasi dapat dilakukan melalui jalur pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan kegiatan keagamaan. Salah satunya melalui gerakan Maghrib Matikan Televisi, Ayo Mengaji. Gerakan itu, kata dia, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membentuk kepribadian masyarakat Kabupaten Demak berlandaskan nilai-nilai agama, menjadikan Alquran sebagai pedoman dan tuntunan dalam kehidupan sehingga dapat mencegah kenakalan remaja dan kerusakan moral.
“Hanya Alquran lah tempat kita merujuk dan sebagai petunjuk dalam menata kehidupan bermasyarakat. Mari ajak dan ajari anak-anak kita berorganisasi guna mengisi kesibukannya. Hal ini juga dapat mengurangi aktifitas anak anak dalam penggunaan telephone genggam,” kata Hadi.
Menurutnya, penggunaan handphone atau media sosial secara bijak dapat mencegah hal negatif bagi generasi muda. Kabag Kesra, Anang Badrul Kamal menambahkan, dalam kegiatan yang mengusung tema menyelamatkan generasi muda dari bahaya HIV AIDS tersebut, diharapkan para pengasuh ponpes dapat memaksimalkan perannya dalam membentengi para santri dari penyakit mematikan tersebut. “Kita jaga bersama sama generasi muda dari bahay AIDS,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Demak, estimasi penyebaran penyakit HIV AIDS sebelumnya telah mencapai 1.173. Namun, secara kumulatif penderita yang ditemukan baru 590 orang. Yakni, HIV 387 orang dan AIDS 203 orang. Mereka tersebar di desa desa diberbagai kecamatan. Data tersebut dipastikan terus bertambah tiap tahun. Sebab, jumlah penderita mirip gunung es. Yang tampak hanya permukaan. (hib/bas)